Para Wanita di Negara Ini Pakai Mi Rasa Ayam untuk Transaksi Seks
- Freepik/ijab
VIVA LIfestyle – Beberapa waktu lalu, dunia sempat dihebohkan dengan kebangkrutan Sri Lanka yang cukup parah sampai mengakibatkan masyarakatnya, utamanya kaum perempuan kehilangan pekerjaan. Para wanita tersebut tidak punya pilihan lain selain memutuskan untuk ikut bergabung ke dalam bisnis prostitusi.
Adapun tujuan mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah kehilangan pekerjaan. Perempuan yang bergabung ke dalam dunia kelam itu dulunya bekerja sebagai karyawan di industri tekstil. Tapi, karena keterbatasan keterampilan yang mereka miliki, mereka memilih untuk menjadi pekerja seks.
"Kami mendengar bahwa kami dapat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini. Dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks," ucap salah seorang perempuan yang terjun ke dunia prostitusi seperti dikutip dari The Morning.
"Gaji bulanan kami sekitar Rs 28.000 (Rp1,1 juta) dan maksimum yang bisa kami peroleh adalah Rs. 35.000 (Rp1,4 juta) dengan lembur. Tapi melalui terlibat dalam pekerjaan seks, kami bisa mendapatkan lebih dari Rs. 15.000 (Rp624 ribu) per hari. Tidak semua orang akan setuju dengan saya, tapi inilah kenyataannya," imbuhnya.
Apalagi ditambah dengan kelangkaan bahan bakar, makanan dan juga obat-obatan di negara tersebut, membuat kaum wanita menjalani sebuah skenario kehidupan. Sebuah laporan mengatakan bahwa karena kelangkaan itu, wanita juga dipaksa untuk bertukar makanan dan obat-obatan dengan seks bersama pemilik toko lokal.
Ghana Juga Demikian
Fenomena yang sama juga pernah terjadi di Ghana, Afrika Barat. Pemuda yang ada di negara tersebut pernah menjadikan produk makanan mi instan asal Indonesia sebagai alat transaksi seks. Hal ini terungkap dalam sebuah dialog tentang kekerasan seksual berbasis gender dan ketenagakerjaan di sana.
Pakar yang bernama Bashiratu Kamal itu mengungkapkan bahwa mi adalah salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan remaja Ghana. Dalam transaksi itu, gadis muda akan diiming-imingi beberapa barang, salah satunya adalah Indomie rasa ayam. Bahkan, para orang tua menyarankan putrinya untuk melakukan hal itu.
"Dalam beberapa kasus, ada masalah 'seks transaksional', di mana beberapa orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta, sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri," ungkap Bashiratu dikutip dari World of Buzz.
"Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup.Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang," ungkapnya lagi.
Fakta mengatakan bahwa Ghana memang dikenal sangat menyukai mi instan, bahkan sampai mengklaim bahwa mi instan itu buatan negara mereka. Selain itu, harga mi instan tersebut tidak begitu mahal di sana. Dari data yang diperoleh dari situs belanja online Ghana, tertulis bahwa Indomie rasa bawang dan ayam dijual dengan harga 47 Cedi Ghana per karton.
Jika dirupiahkan, maka harta mi instan tersebut untuk satu karton berisi 40 bungkus adalah Rp113 ribu. Kemudian bila dibagi 40 bungkus, maka diperoleh harga mi instan per bungkus adalah Rp2.800. Harga tersebut tidak jauh berbeda dengan di Indonesia yang dijual dengan harga kisaran Rp2.500 per bungkus.