Hooded Pitohui, Burung Beracun Pertama yang Sangat Membahayakan

Burung beracun
Sumber :

VIVA Lifestyle – Burung merupakan salah satu jenis binatang yang cukup diminati oleh banyak kalangan. Selain kucing dan anjing, burung juga kerap menjadi binatang peliharaan oleh banyak orang di kediamannya.

Binatang yang tidak terlalu mahal dalam perawatannya tersebut, cukup memberikah hiburan bagi pemiliknya. Meskipun kerap menghibur pemiliknya, ternyata jenis binatang satu ini siapa sangka diam-diam juga ada yang membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.

(Ilustrasi) Pengunjung memberi pakan untuk burung Parkit (Melopsittacus undulatus) saat berwisata di Wisata Taman Burung Bird & Bromelia Pavilion, Bandung, Jawa Barat.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Meskipun aman untuk menjadi pilihan binatang peliharaan, tapi buktinya ada salah satu jenis burung yang terbilang sangat membahayakan untuk dijadikan hiburan di rumah. Sebut saja salah satunya adalah Hooded Pitohui, seekor burung yang memiliki banyak racun di dalam tubuhnya.

Melansir dari laman Odditycentral.com, Hooded Pitohui merupakan burung kecil endemik yang berasal dari Papua Nugini. Ini merupakan burung beracun pertama dan satu-satunya yang telah berhasil dikonfirmasi secara ilmiah di dunia.

Orang-orang Melanesia di Papua Nugini telah lama dikenal untuk menjauhkan tangan mereka dari burung Hooded Pitohui. Pada tahun 1990, ahli burung Jack Dumbacher berada di pulau Pasifik mencari burung cendrawasih. 

Dia telah memasang jaring kabut halus di antara pepohonan tinggi untuk menangkap mereka dan berakhir dengan beberapa burung Hooded Pitohui di antaranya. Saat dia mencoba mengeluarkan burung-burung dari perangkap miliknya, mereka menggaruk dan menggigit jarinya, dan dia secara naluriah memasukkan tangannya ke mulutnya untuk meredakan rasa sakit. 

Hampir seketika, Dumbacher merasakan bibir dan lidahnya mati rasa. Mereka kemudian mulai membakar dan melakukannya selama berjam-jam. Kemudian, karena curiga bahwa gejala itu disebabkan oleh burung Hooded Pitohui, ia pun langsung mengambil bulu pitohui dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Mati rasa dan rasa sakit berikutnya dengan cepat pulih kembali.

Burung beracun

Photo :

Lantas, sebenarnya buruk seperti apakah itu? Simak berikut ini untuk beberapa fakta dari Hooded Pitohui yang sayang untuk Anda lewati.

Ditemukan di Papua Nugini

Pada tahun 1989 ada beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang song bird di Papua Nugini. Pada saat itu salah satu dari mereka tak sengaja tersentuh oleh Hooded Pitohui dan seketika itu pula merasakan iritasi serta mati rasa. 

Ketika sang burung bersentuhan langsung dengan bagian mulut peneliti, pada saat itu juga dia merasakan seperti bibirnya terbakar dan merasa gatal. 

Dari situlah, kemudian para ahli menggolongkan Hooded Pitohui sebagai salah satu hewan jenis unggas yang beracun.

Ciri-ciri Hooded Pitohui 

Burung beracun

Photo :

Hooded Pitohui dewasa hanya memiliki tinggi sekitar 23 cm dan berat 65 gram. Burung beracun ini ternyata hanya bisa ditemukan di hutan hujan tropis dan hutan liar di Papua Nugini saja.

Adapun ciri-ciri lain yang bisa menggambarkan dari hewan ini adalah memiliki warna bulu hitam di bagian sayap, kepala, dan ekor, sementara bagian punggung dan perutnya berwarna oranye. Binatang ini adalah burung pertama yang dinobatkan sebagai burung beracun.

Racunnya Benar-benar Berbahaya

Hal ini telah dibuktikan para ahli saat mencoba menyuntikkan racun jenis ini dalam seekor tikus dan ternyata si tikus langsung mati. Sementara untuk manusia, gejala yang pertama akan muncul adalah mati rasa dan gatal bila tersentuh bulunya.

Menariknya lagi tidak semua burung membawa racun jenis ini karena benda mematikan itu diperoleh sang burung dari serangga yang dikonsumsinya.

Masyarakat Sekitar Meyakini Burung Ini Bisa Dimakan

Para warga Papua Nugini mengatakan jika burung jenis ini aman untuk dikonsumi. Bagi mereka, burung tersebut sangatlah menggugah selera untuk dikonsumsi. Orang yang berniat memasaknya harus benar-benar bertingkah layaknya sedang sangat berduka. Semakin sedih dia, semakin enak pula rasa masakannya nanti.