Contoh Surat Gugatan Cerai dan Syarat Mengajukan Gugatan

Surat Gugatan Cerai
Sumber :
  • Pixabay/ Free-Photos

VIVA LIfestyle – Surat gugatan cerai biasanya dibuat bagi pasangan suami-istri yang ingin melakukan perceraian karena berbagai alasan dan kondisi. Perceraian sendiri merupakan bagian dari perkara hukum perdata yang mendominasi perkara di Pengadilan Agama. Pasangan yang ingin bercerai harus melakukan gugatan cerai terlebih dahulu. 

Secara umum, gugatan cerai dapat diajukan baik oleh suami maupun diajukan oleh istri. Sementara dalam prakteknya, gugatan cerai terbagi menjadi 2 lagi yakni bagi pasangan yang menikah secara agama Islam dan pasangan yang menikah secara non muslim.

Pasangan yang menikah secara Islam dan yang mengajukan adalah suami, maka gugatannya disebut sebagai permohonan talak. Sedangkan apabila yang mengajukan adalah istri, maka disebut sebagai gugatan cerai. Simak penjelasan mengenai surat gugatan cerai berikut ini. 

Surat Gugatan Cerai

Ilustrasi cerai

Photo :
  • Pixabay/Steve Buissinne

Umumnya, pasangan suami-istri yang ingin bercerai harus memenuhi persyaratan-persyaratan untuk melakukan perceraian dengan mendatangi Kantor Urusan Agama. Proses perceraian dimulai dengan surat gugatan cerai atau surat talak. Setelah kedua pasangan suami-istri telah resmi bercerai, maka kedua belah pihak akan menandatangani berkas-berkas cerai yang nantinya ditindaklanjuti oleh Pengadilan Agama dan mengeluarkan Akta Cerai. 

Syarat mengajukan gugat cerai/cerai talak

ilustrasi pasangan bercerai

Photo :
  • U-Report

Melansir dari laman resmi Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pasangan suami-istri yang ingin bercerai harus mengajukan  gugatan cerai dengan persyaratan sebagai berikut:

1. Membuat surat permohonan/Gugatan (6 rangkap).

Dapat dibuatkan oleh POSYANAKUM.

Jika dibuat sendiri harus disertai Softcopy/CD

2. Fotocopy Surat Nikah/ Duplikat Surat Nikah.

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon/Penggugat

4. Surat Keterangan Goib dari Kelurahan, jika suami atau istri tidak diketahui lagi alamatnya yang pasti di wilayah Republik Indonesia.

5. Surat Izin atasan langsung (jika Pemohon/Penggugat PNS, POLRI, TNI, BUMN).

6. Fotocopy Akta Kelahiran anak/ Surat Kenal Lahir (Jika permohonan gugatan dikomulasi dengan pengasuhan anak).

7. Membayar panjar biaya perkara.

8. Semua yang di Fotocopy harus di dinaszegelen (dimateraikan) di kantor pos besar.

Contoh Surat Gugatan Cerai

Ilustrasi selembar kertas.

Photo :
  • U-Report

Berikut ini cpntoh surat gugatan cerai yang dilansir dari laman resmi Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

1. Contoh Surat Gugatan Cerai (Cerai Gugat)

Jakarta, .........................

Perihal : Cerai gugat

 

Kepada

Yth.      Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan

           Di

Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Perkenankanlah Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

..................... binti ...................., tempat dan tanggal lahir ............., ..........., NIK .................., umur .................. tahun, agama ..........., pendidikan .................., pekerjaan ..............., tempat tinggal di ............... RT............... RW. ............. No. ............  Kelurahan ............... Kecamatan ............ Kota Jakarta Selatan;

Selanjutnya disebut sebagai Penggugat;

Dengan ini mengajukan gugatan perceraian berlawanan dengan :

.................. bin ................., tempat dan tanggal lahir .............,..............., umur ............. tahun, agama ..........., pendidikan ............, pekerjaan ................., tempat tinggal di .................RT....... RW. .................. No. .............  Kelurahan ............... Kecamatan ................. Kota Jakarta Selatan ;

Selanjutnya disebut sebagai Tergugat;

Adapun alasan/dalil - dalil gugatan Penggugat sebagai berikut :

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan pada tanggal .................. yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan ..............., Kota/Kabupaten*................. sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : ................ tanggal ..................;

Bahwa, setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di .................. RT................ RW. ................... No. .............. Kelurahan ................ Kecamatan ................. Kota/Kabupaten* ............. dan terakhir masing-masing bertempat tinggal sebagaimana alamat tersebut diatas;

Bahwa, dalam perkawinan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah bergaul sebagaimana layaknya suami istri (ba’da dukhul) dan telah dikaruniai 2(dua) orang anak yang bernama:

a.    .................., laki-laki/perempuan*, lahir di ................tanggal ....................;

b.    .............., perempuan/laki-laki*, lahir di .................tanggal ...............;

Bahwa, semula kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat berjalan dengan rukun dan harmonis, namun sejak .................... rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak rukun yang disebabkan : 

a.    ...........................................................................................;

b.    ..............................................................................................;

c.    .............................................................................................;

Bahwa, karena sebab-sebab tersebut di atas, rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat untuk dirukunkan kembali;

Bahwa, Penggugat telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan musyawarah namun tidak berhasil;

Bahwa, puncak perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat tersebut terjadi kurang lebih pada bulan ...........tahun ..................... yang akibatnya Penggugat pergi meninggalkan Tergugat. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin;

Bahwa, akibat tindakan tersebut di atas Penggugat telah menderita lahir bathin dan Penggugat tidak ridho atas perlakuan Tergugat terhadap Penggugat serta Penggugat  merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan rumah tangga dengan Tergugat oleh karenanya Penggugat berkesimpulan satu-satunya jalan keluar yang terbaik bagi Penggugat adalah bercerai dengan Tergugat;

Bahwa, dengan fakta-fakta tersebut di atas gugatan Penggugat telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 huruf f PP No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam;

Bahwa Penggugat sanggup membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

Primer:

Mengabulkan gugatan Penggugat;

Menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat (.................. bin ...................) terhadap Penggugat (........................ binti ...........................);

Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Subsider:

Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon untuk menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya.

Demikian atas terkabulnya gugatan ini, Penggugat menyampaikan terima kasih. 

 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Hormat Penggugat,




 

......................... binti ..........................

 

2. Contoh Surat Gugatan Cerai (Cerai Gugat)

Jakarta, .........................

Perihal : Cerai talak

 

Kepada

Yth.      Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan

           Di

Jakarta

 

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Perkenankanlah Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

.................... bin ........................, tempat dan tanggal lahir .........,.............., NIK ......................., umur ................ tahun, agama ................., pendidikan ................., pekerjaan ..................., tempat tinggal di ..................No .............. RT ................ RW ............ Kelurahan ..............Kecamatan .................. Kota/Kabupaten* .....................;

Selanjutnya disebut sebagai Pemohon;

Dengan ini mengajukan permohonan ijin menjatuhkan talak terhadap :

..................... binti .................., tempat dan tanggal lahir ................,..........., umur ............ tahun, agama ............., pendidikan ................., pekerjaan .................., tempat tinggal di ................................. No ..............RT................RW........... Kelurahan ..............Kecamatan ..............Kota/Kabupaten*.......................;

Selanjutnya disebut sebagai Termohon;

Adapun alasan/dalil - dalil permohonan Pemohon sebagai berikut :

Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal ........................ yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan ................... Kota/kabupaten* .................. sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor : ...................... tertanggal ....................;

Bahwa, setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di ...................... No ....................RT.........RW........... Kelurahan ................... Kecamatan ............... Kota/Kabupaten* ................. dan terakhir masing-masing bertempat tinggal sebagaimana alamat tersebut diatas;

Bahwa, dalam perkawinan tersebut Pemohon dengan Termohon telah bergaul sebagaimana layaknya suami istri (ba’da dukhul) dan telah dikaruniai 1 orang anak yang bernama “...................’’, Perempuan/laki-laki*, Lahir di .............., tanggal..............;

Bahwa, semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan dengan rukun dan harmonis, namun sejak .................... rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai tidak rukun yang disebabkan : 

a.    ......................................................................................;

b.    .........................................................................................;

c.    .........................................................................................;

Bahwa, karena sebab-sebab tersebut di atas, rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak dapat untuk dirukunkan kembali;

Bahwa, Pemohon telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan musyawarah namun tidak berhasil;

Bahwa, puncak perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon tersebut terjadi kurang lebih pada bulan ................. tahun .................yang akibatnya Termohon pergi meninggalkan Pemohon dan pulang ke rumah orangtua Termohon sendiri dengan alamat sebagaimana tersebut diatas. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin;

Bahwa, akibat tindakan Termohon tersebut di atas, Pemohon sudah tidak sanggup lagi memberikan nasehat dan bimbingan kepada Termohon dan Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan rumah tangga dengan Termohon, maka jalan keluar yang terbaik bagi Pemohon menceraikan Termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

Bahwa, dengan fakta-fakta tersebut di atas permohonan Pemohon telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 huruf f PP No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam;

Bahwa Pemohon sanggup membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

Primer:

Mengabulkan permohonan Pemohon;

Memberi izin kepada Pemohon (.................. bin ....................)  untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (................. binti...................) di hadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Subsider:

Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon untuk menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya.

Demikian atas terkabulnya permohonan ini, Pemohon menyampaikan terima kasih. 

 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Hormat Pemohon,




 

.................. bin ....................

Itulah penjelasan mengenai surat gugatan cerai bagi pasangan suami-istri yang ingin melakukan perceraian yang dilengkapi juga dengan contoh surat gugatan cerai yakni cerai gugat dan cerai talak. Semoga tulisan ini dapat membantu bagi yang membutuhkannya.