Jangan Abai, Ini Dampak Bahaya Tumpukan Sampah yang Dibakar

Tumpukan Sampah yang Semakin Meninggi, Source: Shutterstock
Sumber :
  • vstory

VIVA Lifestyle – Manusia menghasilkan terlalu banyak sampah dan tidak dapat menanganinya secara berkelanjutan. Sampah yang dihasilkan manusia telah merusak lingkungan, bahkan kondisi kesehatan tubuh kita dalam beberapa waktu mendatang.

Sampah yang tidak dapat terurai dan tidak dapat didaur ulang dengan benar mengisi lautan dan menumpuk di tempat pembuangan sampah.

Ambil contoh sampah plastik, di mana sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa dari 6,3 miliar metrik ton sampah plastik yang telah dihasilkan, hanya 9 persen dari sampah plastik tersebut yang telah didaur ulang. 

Secara keseluruhan, jumlah limbah yang dihasilkan mempengaruhi lingkungan dalam berbagai cara: kontribusinya terhadap memburuknya krisis iklim, dampak negatifnya terhadap satwa liar dan lingkungan alam, dan kerugiannya bagi kesehatan masyarakat kita sendiri.

Dampak Sampah pada Kesehatan

Tumpukan sampah

Photo :
  • VIVA.co.id/Wahyudi A. Tanjung

Cara kita membuang sampah memang meresahkan. Parahnya lagi, dalam satu dekade ini saja, tampaknya pembuangan sampah semakin ceroboh.

Para peneliti telah menghitung bahwa sekitar 40 persen sampah dunia dibakar dengan cara ini, menimbulkan risiko skala besar baik bagi atmosfer kita maupun orang-orang yang tinggal di dekat lokasi pembakaran ini.

Tentunya, kesehatan manusia terancam karena kecerobohan itu. Semakin banyak emisi yang dihasilkan karena banyaknya sampah yang ada, berdampak pada tubuh dalam jangka panjang.

Seseorang dapat mengembangkan penyakit seperti asma, cacat lahir, kanker, penyakit kardiovaskular, kanker masa kanak-kanak, PPOK, penyakit menular, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.

Penyakit akibat bakteri, hama, dan serangga juga dapat ditambahkan ke masalah yang disebabkan oleh sampah.

Upaya Pencegahan

Untuk mencegahnya, OVO sebagai platform pembayaran digital yang telah merangkul lebih dari 1,3 juta merchant QRIS dan membangun jaringan online to offline di lebih dari 8 juta titik di seluruh Indonesia, hadir sebagai pintu digital yang berhasil menghubungkan jutaan masyarakat underbanked dan unbanked di Indonesia ke layanan keuangan digital.

Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, menyampaikan bahwa OVO terus berupaya untuk berkontribusi terhadap transformasi digital di Indonesia, baik melalui kolaborasi dengan mitra swasta maupun pemerintah.

Diantaranya, OVO berkolaborasi dengan BenihBaik untuk berdonasi melalui EDC paperless yang dimiliki OVO dalam program: Zero Paper One Million Trees Donate via QRIS.

"Bersama PlasticPay menghadirkan vending machine dalam mengurangi sampah plastik, peluncuran Drive-Thru Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) untuk pembayaran pajak daerah dan layanan publik pertama di Indonesia yang berlokasi di Solo, dan juga kolaborasi dengan Bareksa dengan meluncurkan OVO integrasi pertama antara e-money dan e-investment di Indonesia,” ungkap Karaniya.

Saat ini, lanjutnya, OVO juga sedang mengurus izin Lembaga Persepsi Lainnya (LPL) dengan Kementerian Keuangan yang diharapkan kedepannya OVO dapat menyediakan layanan pembayaran Obligasi Ritel (SBN) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dapat dilakukan melalui aplikasi OVO untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan serta percepatan dan pemulihan ekonomi.