Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yuk Lakukan 3 Hal Ini untuk Jaga Bumi
- Pixabay/Geralt
VIVA – Hari Lingkungan Hidup Sedunia, diperingati tanggal 5 Juni setiap tahunnya. Untuk memperingatinya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK), mengadakan dialog lintas generasi bertajuk 'Sejuk Bersama untuk Lingkungan'.
Selama lima dekade terakhir, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan manajemen lingkungan hidup melalui sejumlah inisiatif.
Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Justianto, mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk meratifikasi keputusan politik dan perjanjian internasional.
"Di tahun 2022, posisi Indonesia di G20 semakin kuat, isu lingkungan yang diangkat oleh Pemerintahan RI sejajar dengan hasil pertemuan pada G7. Diplomasi lingkungan melalui pengaturan norma yang kuat akan menjadi kekuatan Indonesia di dunia internasional," ujarnya saat dialog berlangsung, yang digelar Le Minerale, baru-baru ini.
Namun, Agus melanjutkan, agar dapat menerapkan regulasi dan mencapai target-target lingkungan yang telah ditetapkan, masyarakat harus terus dilibatkan, karena hal ini bukan hanya urusan industri dan pebisnis.
"Konsep kebijakan yang telah dikembangkan oleh pemerintahan perlu diteruskan oleh kita, masyarakat Indonesia demi meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup Tanah Air," sambung dia.
Berada dalam diskusi yang sama, Kepala Biro Humas KLHK RI, Nunu Anugrah, mengatakan, untuk melanjutkan berbagai inisiatif tersebut, KLHK RI terus mendorong upaya konservasi lingkungan melalui pelibatan industri serta masyarakat, utamanya generasi muda dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan.
"Dalam perjalanan mengupayakan keberlanjutan, berbagai pemangku kepentingan harus dilibatkan, dari pemerintahan, pemain industri daur ulang, hingga masyarakat. Salah satu peran serta aktif swasta adalah dengan adanya Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale," ungkapnya.
"Kami mengapresiasi gerakan ini sebagai salah satu langkah konkret dalam menerjemahkan solusi internasional ke solusi lokal. Masyarakat Indonesia harus living by example dengan melakukan aksi-aksi untuk melestarikan lingkungan," tambah dia.
Nunu lebih lanjut memaparkan, tiga langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat juga dijabarkan saat dialog, yaitu dengan memilah sampah, melakukan daur ulang, serta memilih kemasan plastik berukuran besar saat menggunakan plastik.
Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Christine Halim, menambahkan, kemasan plastik berukuran besar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi, karena dapat ditemukan secara lebih mudah dan memiliki berat masa yang dapat terukur lebih baik.
"Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan, keluarga bisa berkontribusi besar bagi lingkungan, seperti meminimalisir sampah yang berakhir ke laut, menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi karbon plastik, dan mendukung ekonomi sirkular," paparnya.
Sementara itu, Direktur Le Minerale, Johan Muliawan, mengungkapkan, hal tersebut sejalan dengan apa yang sudah dilakukan Le Minerale melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional atau GESN, yaitu sebuah gerakan yang bermula dari dukungan Le MInerale terhadap Peraturan Menteri KLHK no 75 tahun 2019, serta komitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan.
"GESN dimulai dengan kolaborasi antara Le Minerale dengan KLHK, ADUPI, IPI, dan hingga kini telah merambah hingga lebih dari 12 mitra atau stakeholder lainnya," paparnya.
"Sebagai produsen yang menggunakan plastik sebagai kemasan, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sisa konsumsi produk kami terkelola dan tidak menumpuk di TPA, melainkan dapat menjadi bahan baku untuk produk yang bermanfaat," tambah dia.
Corporate Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja, menambahkan, sejauh ini, Le Minerale melakukan berbagai upaya untuk mendukung target Indonesia untuk mengurangi sampah produsen sebanyak 30 persen pada awal tahun 2030.
"Kami akan terus mendukung upaya ini, salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan 10 botol plastik Le Minerale yang akan kami konversi menjadi penanaman satu bibit pohon pada Pekan Raya Jakarta. Kami akan terus mencari peluang untuk berkontribusi positif dan berkembang tidak hanya untuk bisnis, tetapi untuk mendukung Indonesia yang sejuk dan lestari," tutup Ronald Atmadja.