Doa yang Dipanjatkan Nabi Muhammad Saat Ziarah Kubur
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Ziarah kubur pada momen Hari Raya Idul Fitri atau lebaran merupakan salah satu hal yang umum dilakukan masyarakat Tanah Air. Berziarah kubur dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingat adanya banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.
Di antara hikmah berziarah kubur adalah mengingatkan kita akan kehidupan akhirat yakni sebuah fase masa depan yang penuh dengan keabadian. Selain itu berziarah kubur juga dapat meningkatkan kezuhudan seseorang terhadap kehidupan duniawi.
Biasanya para masyarakat melakukan ziarah untuk mendoakan dan membersihkan makam keluarga atau sanak saudara yang sudah meninggal dunia. Berdoa saat ziarah kubur adalah sesuatu yang penting dan menjadi salah satu dari tujuan berziarah adalah mendoakan mereka yang telah tiada.
Lantas doa apa yang dipanjatkan saat berziarah kubur? Dilansir laman NU online, dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).
Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Istri Baginda Nabi, Siti A’isyah pernah bertanya tentang apa yang seharusnya dibaca kala ia pergi ke kuburan. Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah.
Berikut jawaban Rasulullah:
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
(Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian).
Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti A’isyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus memberi isyarat, ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Hanya saja, para peziarah dilarang menangis di atas kuburan.
Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para peziarah disunnahkan memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia. Ziarah dianjurkan dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang saleh.