Selain Islam, Ternyata 3 Agama Ini Mengharamkan Babi untuk Dikonsumsi
- Pixabay/ RitaE
VIVA – Selain Islam, ternyata ada beberapa agama yang mengharamkan babi untuk dimakan. Daging merah sendiri adalah salah satu makan yang mengandung nutrisi tinggi dalam panduan gizi seimbang. Dalam daging juga ada kandungan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Danging merah ini mempunyai berbagai jenis yang dipilih sesuai keinginan. Mulai dari daging kambing, domba, sapi, kerbau, sampai babi. Akan tetapi, tidak semua orang bisa mengonsumsi babi.
Hal ini berhubungan dengan perintah agama yang sudah melarang dan mengharamkannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa daging babi haram untuk dikonsumsi oleh umat Islam. Dalam Al Quran, Allah SWT sudah menjelaskan larangan ini dengan jelas. Tapi ternyata, bukan hanya umat Islam saja yang diharamkan untuk mengonsumsi daging babi dalam ajarannya. Lalu, apa saja agama yang mengharamkan babi untuk dimakan? Berikut ulasannya yang disadur dari berbagai sumber.
1. Agama Islam
Tampaknya sudah bukan rahasia lagi bahwa umat Islam dilarang untuk makan babi. Aturan dalam agama Islam ini bukan hanya sekadar larangan. Terdapat alasan dari segi kesehatan yang sudah dibuktikan secara ilmiah mengenai daging babi tersebut. Hal ini disampaikan melalui firman Allah dalam Al Quran surat An Nahl berikut ini:
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (Q.S. An Nahl: 115).
Menyadur dari laman iHatec, daging adalah inang dari berbagai macam parasit dan penyakit yang membahayakan sampai mengakibatkan penyakit cacingan. Babi hanya mengeluarkan 2 persen dari semua kandungan asam uratnya dan 98 persen masih tersimpan di dalam tubuh.
Dengan mengonsumsi daging babi ini, maka akan mengakibatkan berbagai penyakit. Mulai dari kolesterol, penyumbatan pembuluh darah, sampai asam urat. Selain itu, di dalam daging babi juga ada cacing pita yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan menjijikan.
2. Agama Yahudi
Dalam agama Yahudi atau Judaism juga ada larangan untuk mengonsumsi daging babi. Bahkan, larangan makan babi juga sebagai sebuah cara untuk memperlihatkan indentitas Yahudi seseorang. Dalam kitab Makabe memperlihatkan bagaimana revolusi Makabe meletus. Alasannya karena raja Antiokhus Epiphanes IV yang berasal dari Yunani memaksa orang Yahudi untuk makan babi dan mereka menolaknya, (2 Makabe 6:18 ; 7:1 bdk. 1 Makabe 1:47).
Larangan mengonsumi daging babi dalam kepercayaan agama Yahudi ini mengarah pada perjanjian lama. Aturan ini menurut larangan yang termuat dalam Kitab Suci mereka yang disebut sebagai Tanakh. Selain itu, alasan tidak mengonsumsi daging babi adalah karena dilihat dari aspek geografis dan kebiasaan hidup babi.
Selain aspek tersebut, agama yang mengharamkan babi juga merupakan aspek ritual menurut kepercayaan mereka. Sementara itu, ada aspek lain daru larangan makan babi dalam kitab adalah identitas orang Israel sebagai bangsa yang dipisahkan atau dikuduskan untuk Yahweh.
3. Agama Kristen Advent
Kepercayaan Kristen Advent memang sedikit berbeda dengan keyakinan Kristen yang umumnya diketahui. Larangan mengonsumsi daging babi ini berpegang pada kisah Nuh yang mempunyai nubuat perjanjian dengan Tuhan. Ketika detik-detik air bah akan menenggelamkan Bumi, Nuh membuat bahteranya selama 120 tahun.
Dalam Kejadian pasal 7 tersebut, ada perjanjian dengan Allah yang berbunyi "Segala binatang yang tidak haram haruslah kamu ambil tujuh pasang baik jantan maupun betina, sedangkan yang haram diambil satu pasang saja."
Emansi Patoris Institut mengatakan bahwa makanan dilarang untuk Umat Kristen Advent salah satunya adalah babi, baik itu babi hutan atau babi yang dipelihara. Larangan mengonsumsi babi dalam keyakinan ini hampir mirip dengan agama Islam. Mereka mengacu pada kitab Yesaya 6 ayat 17 yang mengatakan bila babi serta tikus akan lenyap sekaligus.