5 Kampung Mistis Terseram yang Ada di Tatar Sunda

Suasana tempat tinggal Suku Baduy
Sumber :
  • VIVA/ Sumiyati

VIVA – Kampung mistis terseram ternyata bisa Anda temukan di Tatar Pasundan. Di mana, Tatar Pasundan merupakan wilayah yang didiami orang-orang Sunda membentang dari Ciamis ujung Timur hingga Pandeglang di bagian barat pulau Jawa. Meski Banten merupakan komunitas tersendiri, namun di zaman dulu merupakan bagian dari suku Sunda terutama di masa kejayaan kerajaan Sunda Galuh hingga Pakuan Pajajaran.

Batu yang dipakai warga untuk merontokan padi saat panen raya di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Di awal masa kemerdekaan hingga akhir order baru, wilayah Banten masuk bagian provinsi Jawa Barat alias Tatar Sunda. Sejumlah kampung adat atau budaya yang masih tersisa juga diyakini bagian dari rakyat kerajaan Pajajaran yang tetap mempertahankan kepercayaan leluhur. Sebagian dari mereka menolak untuk berhubungan dengan dunia luar.

Meskipun tidak semua angker, namun kesan mistis begitu kuat karena letaknya tersembunyi dan secara umum masih menjalankan ritual leluhur terutama yang berkaitan dengan tata kehidupan sehari-hari. Berikut ini terdapat kampung mistis terseram yang perlu Anda ketahui di Tatar Sunda.

1. Sindang Barang

RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Sindang Barang merupakan desa adat yang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari Bogor, Jawa Barat.  Kampung Sindang Barang menyimpan sejarah panjang, konon kampung budaya ini sudah aja sejak abad 7. 

Keistimewaan Sindang Barang pernah menjadi kerajaan bawaan Pajajaran, dengan ibukota Kutabarang. Selain itu Sinda Barang merupakan keraton tempat tinggal dewi kentring manik mayang, salah satu istri prabu siliwangi yang melahirkan raja-raja Pajajaran setelah Sri Baduka Maharaja.

Sampai saat ini masyarakat yang mendiami sekitar kawasan tersebut, tetap memegang teguh ajaran lelehur.  Terbukti dari kebudayaan Sunda yang masih kental tercermin dalam perilaku masyarakatnya sehari-hari, terutama dalam pelaksanaan acara Serentaun yang rutin dilaksanakan di Kampung Sindang Barang.

Setiap satu tahun sekali masyarakat Sindang Bbarang mengadakan upacara adat, yakni upacara adat Seren Taun. Di mana, upacara tersebut merupakan upacara pesta panen raya yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat adat Sunda Wiwitan.

Konon,  pada zaman dahulu upacara tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada pemilik atas hasil panen yang mereka peroleh. Sindang Barang kini telah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata budaya Sunda sisa kejayaan Kerajaan Sunda di abad ke-12. Sindang Barang pun merupakan desa adat tertua di Jawa Barat. 

2. Kampung Cireundeu

RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Salah satu keistimewaan dari kampung ini adalah warganya yang konsisten mengonsumsi singkong.

Sebagian besar penduduk kampung Cireundeu memeluk dan memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan hingga saat ini.  Para masyarakat kampung tersebut selalu konsisten dalam menjalankan ajaran kepercayaan serta terus melestarikan budaya dan adat istiadat yang telah turun-temurun dari nenek moyang mereka.

Masyarakat Cireundeu memiliki prinsip  “Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman” atau “Ngindung Ka Waktu” yang artinya merupakan kita sebagai warga kampung adat Cireundeu memiliki cara, ciri dan keyakinan masing-masing. 

Sedangkan “Mibapa Ka Jaman” memiliki arti,  masyarakat Kampung Cireundeu tidak melawan akan perubahan zaman akan tetapi mengikutinya seperti adanya teknologi, televisi, alat komunikasi berupa hand phone, dan penerangan. 

Konsep agama dalam kepercayaan masyarakat adat Cireundeu penganut Sunda wiwitan yakni Tuhan yang disebut “Gusti Sikang Sakang Sawiji Wiji” atau di atas segalanya pencipta mereka, setiap manusia akan kembali kepada Tuhan “Mulih Kajati Mulang Ka Asal”.

Kampung Cireundeu memiliki dua mata air sakral.  Warga kampung wisata tersebut memenuhi kebutuhan air mereka dari mata air lereng Gunung Gajah Langu yang diberi nama mata air Caringin. 

Sedangkan, untuk mata air lainnya tak kalah diandalkan oleh warga sekitar, yaitu mata air Nyi Mas Ende yang sangat dijaga kesucian dan kesakralannya.  

Di mana, mereka tidak memperbolehkan wanita yang sedang haid mendekati lokasi mata air tersebut. Hal tersebut lantaran, lokasi tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sangat dihormati atau kabuyutan.

3. Kampung Naga

RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Kampung mistis terseram yang ketiga adalah Kampung Naga. Kampung yang lokasinya berada di jalan Salawu, kabupaten Tasikmalaya. Tidak hanya kampung Cireundeu yang memegang teguh leluhur, Kampung Naga pun demikian.

Di mana para masyarakat di desa ini terkenal memegang teguh adat istiadat leluhu. Mereka menolak adanya modernisasi yang dianggap dapat merusak tradisi desanya.

 Kampung naga terkenal seram meskipun terletak di kota santri, kultur mistis masih terasa dengan kental di Tasikmalaya. Salah satu daerah di Jawa Barat ini memang tidak dipungkiri memiliki tempat seram yang terkenal horor yang beredar mulut ke mulut. 

Dari sekian banyak tempat angker yang ada di Tasikmalaya, nama Kampung Naga pasti selalu disebut sebagai salah satu tempat seram. Terbukti, adanya kisah dari masyarakat sekitar kampung yang percaya kalau dunia manusia dan alam gaib sebenarnya berjalan berdampingan.

Oleh karena itu, para pengunjung yang menyambangi kampung ini akan menemukan banyak sesajen-sesajen yang diletakkan di berbagai tempat seperti area persawahan, lereng bukit, dan mata air. 

Bukan tanpa alasan, para warga Kampung Naga meletakkan sesajen-sesajen tersebut. Hal tersebut bertujuan dengan harapan penunggu yang menghuni tempat tersebut tidak akan mengusik kehidupan warga sekitar.

4. Kasepuhan Sinar Resmi dan Cipta Gelar

Bencana longsor melanda Kampung Garehong, Kebupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Photo :
  • BPBD Sukabumi

Kasepuhan Sinar Resmi berada di Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasinya berjarak sekitar 27 km dari pusat Ibu Kota Pelabuhan Ratu. Kasepuhan Sinar Resmi memiliki pesona alam yang asri dengan udara sejuk.

Desa wisata Kasepuhan Sinar Resmi dan Cipta Gelar menyuguhkan suasana corak hidup yang masih tradisional. Kasepuhan Sinar resmi memiliki bangunan ruamh yang menggunakan bambu sebagai bahan utama.

Sejumlah rumah yang terdapat di sini memiliki teras yang di bagian bawahnya difungsikan sebagai kandang. 

Selain itu cara berpakaian masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi pun masih semi tradisional dimana perempuan dalam kasepuhan diwajibkan untuk memakai sarung kebat dan laki-laki nya diwajibkan untuk menggunakan tutup kepala yang dinamakan iket.

5.  Kampung Baduy

Kampung Baduy Luar.

Photo :
  • U-Report

Kampung mistis terseram selanjutnya yaitu kampung suku Baduy, yang lokasinya terletak di desa Cibeo kabupaten Lebak.  Wisata kampung suku Baduy merupakan wisata alam sekaligus wisata budaya. Dimana Anda dapat menikmati alamnya yang masih asri serta mengenal lebih jauh budaya suku Baduy yang terlihat masih tradisional sekali.

Di Kampung Baduy terdapat beberapa larangan yang jarang diketahui oleh banyak orang. Di mana adanya larangan untuk menggunakan kendaraan, seperti motor dan mobil. Para masyarakat kampung Baduy lebih memilih berjalan kaki untuk menemani aktivitasnya.

Dibalik sisi keindahan dan kearifan lokal Kampung Baduy, ternyata menyimpan sisi misteri yang jarang orang ketahui.Terdapat salah satu misteri orang Baduy dalam, tak lain adanya keberadaan kuburan dan cerita tentang adanya prosesi kematian masyarakatnya.

Keberadaan kuburan tidak terlihat selama panjangnya naik turun bukit selama 3 jam dari Ciboleger. Begitu juga ketika menjejakkan kaki di  Baduy Dalam, tidak akan ada satu pun gundukan kuburan yang terlihat. 

Adapun keterangan dari warga sekitar, alasan kenapa kuburan tidak nampak di sini. Karena, bila ada salah satu penduduk Baduy yang meninggal maka setelah 7 hari dikuburkan, kuburan tersebut kemudian diratakan kembali dan boleh ditanami pohon pisang atau padi.

Di kampung Baduy orang yang meninggal, akan dimandikan lebih dulu dengan air yang diambil dari kali dengan memakai sebatang bambu yang bagian atasnya diberi dua lubang kecil.