5 Fakta Abu Bakar Ash Shiddiq yang Harus Diteladani

Ilustrasi kekhalifahan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Abu Bakar Ash Shiddiq atau nama lengkap Abdullah bin Abu Quhafah yang lahir 573 – 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H, adalah salah satu pemeluk Islam awal-awal, salah satu sahabat utama Nabi, dan khalifah pertama yang dibaiat sepeninggal Nabi Muhammad wafat. Melalui putrinya, Aisyah, Abu Bakar merupakan ayah mertua Nabi Muhammad.

Ash Shiddiq yang merupakan julukan Nabi Muhammad kepada Abu Bakar merupakan salah satu gelar yang paling melekat padanya, bersama ketiga penerusnya, Abu Bakar dimasukkan ke dalam kelompok Khulafaur Rasyidin.

Abu Bakar telah mengambil berbagai peran besar. Melalui ajakannya, Abu Bakar berhasil mengislamkan banyak orang yang di kemudian hari menjadi tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya adalah 'Utsman bin 'Affan yang kemudian menjadi khalifah ketiga. Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar (624 M/2 H) dan Perang Uhud.

Saat Rasulullah meninggal dunia dirinya langsung menggantikan posisi politik dan administrasi melalui jabatan menjadi seorang khalifah atau pemimpin kaum muslimin, Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan pedagang Quraisy yang berkuasa di mekah, Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan orang yang pertama masuk islam.

Banyak sekali hal yang menunjukkan kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW. Misalnya saat dirinya menikahkan anaknya, Aisyah dengan Nabi Muhammad SAW. Kemudian saat Nabi Muhammad SAW memilih Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai pendampingnya dalam perjalanan ke Madinah saat Hijrah.

Di Madinah, dia adalah kepala penasihat Nabi Muhammad SAW. Selain itu, dia juga melakukan ziarah ke Mekah, hingga menjadi pengganti Rasulullah SAW menjadi imam selama Nabi Muhammad SAW sakit.

Berikut fakta menarik dari Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, dikutip dari Orami, sebagai berikut:

1. Manusia Terbaik setelah Nabi Muhammad SAW dari Golongannya

Ilustrasi kekhalifahan.

Photo :
  • U-Report

Banyak sekali hadist-hadist dan dalil dalil lainnya yang membuat kita harus mengakui bahwa Abu Bakar Ash Siddiq Radhiyallahu anhu merupakan shahabat yang paling dicintai oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau Radhiyallahu anhu , disisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih baik daripada Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu , Ustmân bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, Ali bin Abi Thalib dan para sahabat lainnya. Semua orang yang memahami tentang sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga keadaan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pasti mengetahui fakta tentang Abu Bakar Radhiyallahu anhu ini.

Semakin banyak ilmunya tentang sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia akan semakin mengerti keutamaan Abu Bakar Radhiyallahu anhu.

Yang masih ragu akan keutamaan beliau hanyalah orang yang tidak bisa membedakan antara hadis shahih dan hadits lemah. Orang seperti ini, terkadang terjebak dalam salah satu dari dua keadaan ekstrem, antara mempercayai semua yang disebut hadits oleh orang atau menolak semuanya.

Hadist yang menjelaskan tentang Abu Bakar Ash Shiddiq yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori "Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi SAW. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu."

Ucapan ini, beliau sampaikan kepada anaknya, saat mereka berdua, dan ini tidak mungkin diucapkan dalam rangka taqiyah. Perawi menyampaikan atsar tersebut langsung dari bapaknya dan diucapkan di atas mimbar serta diriwayatkan bahwasanya dia mendengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan tentu Ali Radhiyallahu anhu tidak akan memastikan hal tersebut (keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq) kecuali berdasarkan ilmu, sesuai dengan kedudukan Beliau Radhiyallahu anhu. Ali Radhiyallahu anhu merupakan salah seorang sahabat yang paling tahu tentang Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan Umar Radhiyallahu anhu , serta paling mengerti kedudukan mereka berdua dalam Islam.

Bahkan diriwayatkan Beliau Radhiyallahu anhu berharap amalan Beliau Radhiyallahu anhu tatkala meninggal dunia seperti amalan Umar Radhiyallahu anhu . Semoga Allâh Azza wa Jalla meridhai mereka semua. Beliau Radhiyallahu anhu juga memberi nama kedua anaknya dengan dengan nama Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan Umar Radhiyallahu anhu.

2.  Abu Bakar Ash Shiddiq Menemani Nabi Muhammad SAW di Gua Hira

Gua Hira di Jabal Nur Mekah bersih dari coretan

Photo :
  • Twitter @samayainvest

Gua Tsur merupakan salah satu saksi sejarah kehidupan Rasulullah Saw. Di sana, Rasulullah pernah bersembunyi bersama Abu Bakar Ash Shiddiq untuk menghindari kejaran kaum Quraisy yang hendak membunuhnya.

Pada malam itu Rasulullah berhasil menyelinap keluar dari rumahnya dan berhasil mengelabuhi kaum Qurasy yang sejak lama menunggunya di luar. Di gua tersebut Rasulullah tinggal selama tiga hari hingga datanglah bantuan yang telah disiapkan Abu Bakar.

Dalam Al-quran Surat At Taubat ayat 40, jelaskan keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq "Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: 'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita'."

Karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah SAW sangat mendalam, sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan,”. Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Muhammad SAW.

3. Meneladanai Abu Bakar Ash Siddiq

Kehidupan para Khalifah.

Photo :
  • U-Report

Seperti dikutip dari Kisah Muslim, Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari.

Namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, "Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”.

Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rasulullah bersabda, "Aku telah diizinkan untuk berhijrah". Kemudian Abu Bakar menanggapi, "Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, “Iya, temani aku". Abu Bakar pun menangis.

Kemudian Aisyah mengatakan, "Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menangis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu".

Abu Bakar kemudian berkata, "Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini". Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Abu Bakar Ash Siddiq menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.

4.  Menginfakkan Seluruh Harta Saat Dianjurkan Sedekah

Sedekah setiap pagi.

Photo :
  • U-Report

Seperti dikutip dari Bincang Syariah, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah seorang niagawan yang dikenal jujur, amanah, cerdas, professional, dan mumpuni. Dia memiliki wawasan dan jaringan yang luas dalam berbisnis. Abu Bakar tak pernah putus sumber rezekinya karena begitu ia kehabisan uang pun, orang-orang berduyun-duyun berebut menyerahkan modal padanya untuk dikelola.

Itulah mengapa Rasulullah tidak pernah menghawatirkan Abu Bakar ketika dia menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Adapun Sa’ad ibn Abi Waqqash, kemungkinan besar beliau bukanlah orang yang kemampuan berbisnisnya setinggi Abu Bakar as Shiddiq.

Selain itu, pendidikan, kematangan jiwa, dan warisan nilai-nilai kebaikan yang ada pada masing-masing keluarga juga menjadi pertimbangan sang Nabi. Keluarga Abu Bakar ash-Shiddiq telah sedemikian rupa dididik dengan sangat kuat dan kokoh.

5. Abu Bakar Ash Siddiq Menangis Saat Membaca Al-Quran

Ilustrasi membaca Alquran.

Photo :
  • U-Report

Seperti dikisah dalam Kisah Musim, Abu Bakar as Shiddiq adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin.

Lalu Aisyah mengomentari hal itu, "Sesungguhnya Abu Bakar as Shiddiq adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya". Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.

Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah orang yang menjamin Abu Bakar agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar as Shiddiq.