Ternyata, Ini yang Bikin Kita Sulit Dapat Kerja di Zaman Sekarang

Mencari kerja
Sumber :
  • times of india

VIVA – Banyak faktor yang menyebabkan seseorang sulit mendapat pekerjaan. Selain faktor internal, faktor dari luar juga berpengaruh cukup besar. Rupanya, perkembangan zaman dan teknologi juga turut memengaruhi. 

Influencer Linked-in Syamsul Safin, mengungkap, sekarang, kita berada dalam era web 3.0. Konsep yang diusung pada web 3.0 adalah intelektualitas buatan atau artificial intelligence. 

"Bukan hanya manusia dengan manusia yang dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi satu aplikasi dengan yang lain juga dapat berinteraksi. Web atau aplikasi juga lebih 'memanjakan' penggunanya," ujarnya saat Temu Tatap Muka Real Success With Linked-In, yang digelar Linked-In, Syarea World dan Mili, Rabu 2 Februari 2022. 

Syamsul menambahkan, ternyata ada dampak negatif dari perkembangan web 3.0, yaitu rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan, karena sumber daya manusia (SDM) telah digantikan oleh teknologi digital.

"Dampak negatif lain dari web 3.0. adalah akan berkurangnya interaksi manusia secara emosional di dunia nyata. Dan ini akan mengurangi fitrah manusia sebagai makhluk sosial atau yang disebut dengan dehumanisasi," kata dia.

Ilustrasi mencari pekerjaan.

Photo :
  • U-Report

Dengan berkurangnya lapangan pekerjaan tadi, Syamsul mengatakan, maka para pencari kerja akan banting setir membuka usaha.

Banyak startup-startup baru yang mencoba untuk membuat usaha dengan menitik beratkan pada pendanaan atau investasi yang disebut Unicorn.

"Hanya tidak mudah membuat usaha tersebut. Ada beberapa contoh perusahaan startup yang bangkrut atau tutup. Sebut saja Fabelio (markepalce furniture), Valadoo (situs e-commerce yang bergerak di bidang perjalanan wisata), Sorabel (e-commerce produk pakaian) dan masih banyak lagi. Penyebabnya perusahaan startup bangkrut adalah karena kehabisan modal di tengah jalan usaha," ungkap dia. 

"Ini yang kami namakan bakar uang, modal sudah keluar, usaha sudah berjalan, karyawan mulai ga dibayar dan bisnis ngap-ngapan," tambah dia. 

Apalagi, menurut Syamsul, perusahaan startup tersebut mempunyai kewajiban membayar utang, sehingga tinggal menunggu waktu untuk bangkrut.