9 Fakta Sejarah dan Alam Budaya Jawa Timur, Ada Kisah Dukun Sakti?
- Hanung Nugraha/KBRI Singapura
VIVA – Tempat Dukun Dukun Sakti, ini 5 Fakta Sejarah Masyarakat dan Alam Budaya Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, terkenal dengan ikon buaya yang sangat fenomenal. Tapi taukah kamu jika di Jawa Timur ini terkenal dengan Dukun Saktin nya? Berikut fakta sejarah masyarakat dan alam budaya Provinsi Jawa Timur. Mulai dari sejarah, budaya, kuliner, hingga tempat wisata yang menarik.
Peristiwa Santet Banyuwangi 1998
Peristiwa santet Banyuwangi terjadi pada tahun 1998. Tahun itu adalah perburuan penyihir atau secara lokal dikenal dengan sebutan dukun santet. Jadi, disana terdapat suku mayoritas yang mendiami Kabupaten Banyuwangi sejak lama, yang dianggap sebagai suku asli yakni orang-orang Osing yang dalam kesehariannya mempercayakan dukun dalam banyak hal. Dari pemberkatan rumah baru, meminta ilmu pengasihan, penglaris jualan, memimpin upacara syukuran panen kelahiran, hingga mencelakai musuh.
Kebiasaan yang telah hidup sejak lama inilah yang memudahkan tersulutnya pembantaian, meski akar masalahanya masih mengabur. Spekulasi pun bermunculan karena bertepatan dengan akan dimulainya Pemilu 1999. Para pemburu juga terkesan sangat terorganisir menggunakan pakaian ninja dengan membawa Walkie Talkie. Meski dianggap bermuatan politis, ada juga yang menganggap motifnya adalah balas dendam.
Sosok Marsinah Dibunuh Akibat Tuntut Upah
Marsinah merupakan buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya yang diduga diculik, disiksa, hingga kehilangan nyawa setelah mengorganisir aksi mogok menuntut kenaikan upah dan hak-hak buruh perempuan.
Peristiwa 10 November 1945
Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dijadikan sebagai Hari Pahlawan, yakni pertempuran Indonesia pertama setelah proklamasi kemerdekaan saat tentara dan laskar rakyat pro kemerdekaan Indonesia berhadap-hadapan dengan pasukan sekutu gabungan Belanda dan Nika.
Stigma Orang Jawa Timur Dikenal Orang-orang Keras
Sederet peristiwa di atas menguatkan stigma tentang orang Jawa Timur yang dikenal dengan orang-orang keras, dibandingkan masyarakat Jawa pada umumnya yang halus penuh dengan kesantunan. Bahasa ini juga melekat di Bahasa mereka. Seperti dialek Surabaya, yang memiliki struktur lebih kasar dalam tata bahasanya.
Namun Bahasa tersebut justru digunakan keseharian untuk menyapa teman seumurannya. Begitu juga dialog kasar dari Malang, yang dikenal dengan intonasi yang tinggi. Selain dialeg diatas, di Madura memiliki 3 tingkatan Bahasa. Yaitu Bahasa Madura kasar, menengah, dan halus. Sedangkan suku Osing, menggunakan Bahasa Osing yang berakar dari Bahasa Jawa kuno dengan pengaruh Bahasa Bali.
Dan yang paling unik adalah Bahasa yang digunakan oleh warga Sapeken, Kabupaten Sumenep. Campuran Bahasa Bajo sedikit berbahasa Mandar dan Bugis. Keras dan mistis kesan Jawa Timur juga dirasakan dari budaya dan seninya. Seperi seni Reog, yang pernah di klaim negara tetangga.
Seni Reog ini merupakan pementasan seni yang disertai pertunjukkan kuda lumping yang kental dengan suasana supranaturalnya. Kemudian ada seni pertunjukkan Ludruk, yang bercerita tentang kehidupan rakyat jelata yang dibumbui humor dan kritik sosial. Berbeda dengan Ketoprak, yang lebih banyak mengangkat kehidupan di Istana.
Kuliner di Jawa Timur
Berbicara tentang kuliner, Jawa Timur memiliki ciri khas dengan makanan yang berkuah. Mulai dari makanan Rawon, lontong kupang, pecel Madiun, soto Lamongan, dan juga rujak Cingur yang mewarnai kuliner rumahan. Tidak hanya itu saja, masih banyak kuliner lain yang terkenal di Jawa Timur.
Wisata di Jawa Timur
Ada banyak sekali objek wisata Jawa Timur seru yang bisa kamu kunjungi, baik di Surabaya, Madura, Malang, atau Banyuwangi. Diantara yang paling populer yaitu Gunung Bromo, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, Air Terjun Tumpak Sewu, Bukit Jaddih, Air Terjun Madakaripura, Desa Jodipan, dan masih banyak lagi.
Pepatah Kuno Tertuang di Lambang Provinsi
Kerasnya Jawa Timur bisa dilihat dari pepatah kuno yang tertuang dan tertulis di lambang Provinsi “Jer Basuki Mawa Beya” yang artinya semua keberhasilan membutuhkan biaya. Foto yang menggambarkan perjuangan keras mereka, serta menganggap bahwa tantangan adalah hal biasa bagi orang-orang Jatim.
Mereka berulang kali menghadapi perubahan sistem masyarakat setelah era kebesaran Majapahit runtuh di Jawa Timur yang terbentuk dua negara di era Kolonialisme pada 1948, negara Madura dan Negara Jawa Timur hingga melebur Negara Republik Indonesia. Namun, diyakini bahwa peradaban Jawa Timur lebih berkembang setelah ditemukannya Candi Jedong di daerah Malang yang berasal dari abad ke-6 Masehi.
Budaya yang Unik
Orang-orang Jawa Timur dikenal kasar, namun perempuannya dikenal manis-manis. Suku Tengger, Osing, Bawean, dan Madura adalah suku-suku asli Jawa Timur bercampur dengan adat Bali dan Sulawesi. Jika biasanya laki-laki yang melamar perempuan, maka masyarakat di pesisir utara wilayah Tuban, Lamongan, Gresik, dan Sebagian Bojonegoro ada tradisi yang bernama Ganjuran.
Dimana keluarga wanitalah yang melamar pria. Dan adat mantenannya sangat cantik berbahan beludru berwarna hitam dengan aksesories sabuk dan penutup kepala bagi pria. Namun, pakaian adat untuk sehari-hari sangat nyaman dipakai, salah satunya adalah baju pesaan Madura yang sering digunakan oleh tukang sate atau para pesilat di Kampung Madura.