Sosok Diva Kurnianingtyas, Doktor Termuda Usia 24 Tahun di ITS

Diva Kurnianingtyas
Sumber :
  • Dok.ITS

VIVA – Inilah sosok Diva Kurnianingtyas, doktor termuda usia 24 tahun di ITS. Ia merupakan lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari Departemen Teknik Sistem dan Industri. Siapakah Diva Kurnianingtyas itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Sosok Diva Kurnianingtyas, Doktor Termuda di ITS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya yang secara terus mencetak generasi muda yang berkompetensi. Diva Kurnianingtyas berhasil menyandang predikat sebagai wisudawan doktor termuda di prosesi Wisuda ke-124 ITS, pada Minggu, 10 Oktober 2021 mendatang.

Dirinya berhasil lulus di usia 24 tahun 9 bulan. Diketahui bahwa Diva Kurnianingtyas merupakan gadis kelahiran Malang, Jawa Timur pada 13 Desember 1996 putri dari Ibu Iffah Nur Rahmiyati.

Riwayat Pendidikan Diva Kurnianingtyas

Sebelumnya, Diva menempuh S1 Teknik Informatika di Universitas Brawijaya selama 3,5 tahun. Setelah tiga bulan bekerja di bidang Data Engineering, kemudian ia mengambil beasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS jurusan Teknik Sistem dan Industri. Ia menempuh Pendidikan S2 selama setahun dan S3 tiga tahun di kampus ITS.

Motivasi Diva Kurnianingtyas 

Motivasi terbesar dari Gadis asal Malang ini yaitu ingin membahagiakan dan membanggakan ibunya. Meski demikian, sebenarnya ia tidak pernah berkspektasi kuliah lanjut di usia muda. Berkat keinginan dan do’a restu ibunya, Diva berhasil mencapai meraih gelar doktor.

Tantangan Menjadi Mahasiswa Termuda

Diva mengaku ada tantangan menjadi mahasiswa termuda dibandingkan teman-teman kuliahnya. Ia harus belajar cepat agar bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Lanjut, diusia mudanya ini menjadi tantangan bagi mentalnya. Belajar bagaimana mengontrol emosi serta menerima keadaan yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi.

Mengembangkan Diri Melalui Proyek dan Penelitian

Kunci sukses seorang Diva Kurnianingtyas yaitu belajar sabar. Pendidikan S3 tidak seperti studi S1 dan S2 yang terus belajar ilmu pengetahuan, melainkan belajar ilmu kehidupan yang tidak pernah diperoleh sebelumnya.

Selama kuliah, gadis asal Kota Malang ini banyak mengembangkan diri dalam proyek dan penelitian. Ia juga beberapa kali mempresentasikan penelitiannya dalam konferensi internasional hingga publikasi jurnal terindeks Scopus. 

Sejauh ini, bidang yang ia tekuni adalah Perencanaan dan Manajemen Kesehatan, Pemodelan Simulasi, Data Mining, Pemrograman serta Optimasi.

Di akhir masa studinya, dalam disertasinya Diva mengangkat topik mengenai perancangan, pengembangan, dan perencanaan sistem asuransi kesehatan nasional. Tujuannya yaitu untuk memperoleh strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan stabil, premi terjangkau, dan kualitas program meningkat.

Temuan dalam penelitian disertasinya ini adalah faktor krusial yang menyebabkan defisit keuangan terjadi karena kepatuhan peserta dalam membayar premi setiap bulan dan inefektif sistem rujukan. Meskipun banyaknya peserta yang menunggak pembayaran, mengubah rujukan atau penetapan premi peserta menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan. 

Fokus Pada Peningkatan Pengetahuan

Dikabarkan bahwa Diva ingin fokus pada peningkatan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengoptimasi sistem sektor kesehatan sebagai bentuk implementasi dua keilmuannya yaitu Teknik Informatika serta Teknik Sistem dan Industri. 

Diva juga menyampaikan terima kasih kepada ITS dan pihak-pihak di dalamnya yang telah memberikan kesempatan untuk ia belajar dan memperoleh banyak pengalaman. Tidak lupa, Diva juga berpesan untuk mahasiswa ITS, khususnya yang sedang studi S3. 

Ia berpesan bahwa setiap orang memiliki ujian dan jalan hidup yang berbeda, dia mengatakan bahwa tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain apalagi sampai menghakiminya.