dr Zaidul Akbar: Meninggal Itu Karena Ajal, Bukan Karena Virus

dr Zaidul Akbar
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Menjaga kesehatan dan melakukan tindakan pencegahan adalah hal yang wajib dilakukan. Hal itu juga menjadi bagian dari ikhtiar yang juga diajarkan dalam Islam.

Namun, dokter sekaligus pendakwah, dr. Zaidul Akbar mengingatkan, hendaknya kita tidak perlu takut berlebihan terhadap suatu penyakit. Dia pun jadi teringat dengan cerita sang ibunda yang merupakan penyandang diabetes.

"Sedikit cerita, ibu saya kena diabet hampir 20 tahun. Awal kena diabetes gula darahnya luar biasa tinggi. Tapi ya Subhanallah karena orang lama, orang yang sudah hidup puluhan tahun. Masya Allah yang dia kerjakan gak panik, dia mulai atur makan, dia mulai puasa segala macem, gula darahnya jadi stabil," kata dia di YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip VIVA, Jumat, 27 Agustus 2021.

Zaidul lebih lanjut menceritakan, kata-kata sang ibu yang selalu diingat adalah, jika memang mau mati, ya mati saja dengan atau tanpa penyakit.

"Kaya sekarang kan orang parno luar biasa dengan virus ini (COVID-19). Takutnya luar biasa. Tenang aja, yang bikin kita mati itu bukan karena virusnya tapi karena memang udah ajalnya, kalau pun harus mati. Jadi tidak harus khawatir juga," ujarnya.

Sebab menurut Zaidul Akbar, ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan, merupakan bagian dari keimanan.

"Makanya Allah katakan dalam surat Al Fath, Dia lah Allah yang menurunkan ketenangan dalam hati manusia. Dapat musibah dia bersabar, dapat nikmat dia bersyukur. Karena kalau seandainya nikmat sudah tak mampu membuat dia bersyukur dan ujian tak mampu membuat dia bersabar, maka itulah bencana hati yang buruk," tegas dia.

Maka dari itu, Zaidul meminta kita agar dapat menjaga hati, lisan, penglihatan, pendengaran serta panca indra lainnya.

"Semua dijaga, sebisa yang bisa kita jaga. Jangan sampai akhirnya hal-hal enggak penting. Tapi begitulah iblis dan bala tentaranya menjauhkan manusia dari hal-hal yang penting. Jadi kalau urusan itu saja enggak kelar-kelar, ya gimana kita mau cerita peradaban ke depan," pungkas dr. Zaidul Akbar.