Niat Puasa Tasu’a

Ilustrasi puasa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Puasa Tasu'a merupakan puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Puasa tersebut menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan karena keutamaannya. Sebelum menunaikannya, sebaiknya pelajari dahulu tata cara dan niat puasa Tasua.

Puasa pada bulan Muharram merupakan puasa yang dilakukan pada bulan pertama dalam kalender Hijriyah.

Diketahui, 1 Muharram 1443 H jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021. Ada dua amalan puasa sunah yang dianjurkan dilakukan selama bulan Muharram, yakni puasa Tasu'a dan Asyura.

Ada dua amalan sunah yang bisa dilaksanakan pada bulan Muharram, yakni puasa Asyura dan puasa Tasu'a. Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram sementara puasa Tasu'a dilaksanakan pada 9 Muharram.  Keduanya bersifat sunah sehingga tidak berdosa bagi yang tidak berpuasa tetapi berpahala bagi yang menunaikannya. 

Puasa Tasua mengandung keutamaan besar, salah satunya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.  Anjuran puasa Tasua terdapat dalam hadis riwayat Muslim berikut ini seperti dilansir dari NU Online.

“Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau sekiranya aku hidup hingga tahun depan, niscaya aku kan puasa pada hari Sembilan (Muharram)’ pada riwayat Abu Bakar ia berkata, yakni ‘pada hari sepuluh (Muharam),’” (HR Muslim).

Segala macam ibadah kepada Allah sebaiknya dilandasi niat yang tulus dalam hati.  Niat itu bisa di dalam hati maupun diucapkan melalui lisan. Namun sebagian ulama menganjurkan untuk melafazkan niat untuk memantapkan hati. Berikut bunyi niat puasa Tasua dalam Bahasa Arab beserta artinya. 

Niat Puasa Tasu'a

“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala.”

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.” Wallahu a‘lam.

Puasa Tasua biasanya dilakukan serangkai dengan puasa Asyura yang dilakukan pada esoknya, 10 Muharram, yang tahun ini jatuh pada Kamis, 19 Agustus 2021. 

Niat Puasa Asyura

"Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa"

Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala

Tata cara berpuasa Tasua sama dengan ibadah puasa yang lain.

1. Niat 

Niat bisa diucapkan secara lisan atau di dalam hati.  Niat tersebut haruslah murni karena mengharapkan ridho Allah. 

2. Sahur

Orang yang berpuasa dianjurkan untuk bersahur sebelum terbit fajar. Sahur untuk berpuasa hukumnya sunah. Akan berpahala bagi yang melaksanakannya dan tidak mengapa apabila meninggalkannya. Puasa Tasua akan tetap sah meski tidak bersahur. 

3. Menahan nafsu 

Umat Islam wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan saat sedang berpuasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain, makan, minum, muntah disengaja, dan segala hal yang berkaitan dengan hawa nafsu

4. Berbuka

Setelah berpuasa seharian, orang yang berpuasa sebaiknya menyegerakan berbuka. Berbuka Puasa dilakukan saat magrib atau matahari terbenam. 

Keutamaan Menjalankan Puasa Tasu'a dan Asyura di bulan Muharram

1. Untuk Menebus Dosa Setahun Silam

Sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa dan salah, maka hendaknya perlu memperhatikan sarana untuk mengikis habis dosa-dosa yang mungkin telah dilakukan.

Caranya adalah dengan menjalankan ibadah puasa pada 10 Muharram, puasa Asyura.

Dengan menjalankan puasa Asyura, maka dapat menebus dosa yang telah kita lakukan setahun sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan oleh Abi Qatadah, bahwa ketika Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura kemudian beliau menjawab, "Menebus dosa tahun yang lalu." (HR.Muslim).

2. Mengikuti Anjuran Rasul

Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

"Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa." (HR.Muslim).

Kemudian, Abu Hurairah juga berkata:

Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!".

Selain itu, Aisyah, istri Rasulullah menceritakan jika hari Asyura adalah hari dimana orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah bisa berpuasa.

Rasulullah juga biasa berpuasa pada hari tersebut, ketika datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa.

3. Keutamaannya di Bawah Puasa Ramadhan

Selain ungkapan Aisyah, terdapat pula hadis yang diungkapkan oleh Abu Hurairah, bahwa puasa pada bulan Muharram keutamaannya tepat di bawah puasa Ramadhan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan yang luar biasa, sebab puasa Ramadhan adalah wajib sedangkan puasa Muharram adalah sunah.

4. Hari Puasa Umat Nabi Musa

Seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.

Maka Nabi bertanya, "Ada apa ini?", kemudian mereka menjawab, "Hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya".

Maka Nabi Muhammad SAW bersabda: "Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu." Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang agar berpuasa." (HR. Bukhari Muslim).

Puasa Asyura sangat berhubungan erat dengan Nabi sebelum beliau, yaitu Musa dan kaumnya.

Maka dari itu, beliau memuliakan hari itu dengan berpuasa.

5. Mewujudkan Impian Rasulullah

Ada sebuah obsesi Rasulullah yang belum terlaksana, lantaran ajal menjemput sebelum tercapai.

Obsesi tersebut adalah puasa Tasu'a, yakni puasa pada 9 Muharram.

Hal itu seperti yang diceritakan Ibnu Abbas ra, Rasulullah bersabda: "Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram)." (HR.Muslim).

Demikian Niat Puasa Tasu'a Lengkap Dengan Tata Cara Puasa Dibulan Muharram