Menggetarkan, Alasan Wanita Kanada Ini Putuskan Jadi Mualaf
- IG Jenny Molendyk
VIVA – Nama Jenny Molendyk Divleli kini menjadi cukup populer sejak akhir tahun lalu, usai testimoninya yang viral di jejaring YouTube yang sempat ramai diperbincangkan publik. Lantas apa yang sebenarnya telah diungkapkan Jenny, hingga ia jadi sorotan para netizen?
Jenny merupakan seorang mualaf Kanada yang tinggal di Istanbul Turki. Ia lahir di Kanada dan berprofesi sebagai ahli bahasa isyarat serta guru bahasa Inggris.
Kisah inspiratif Jenny pun menjadi viral dalam video berjudul "If You Can't Give Me Answer, I Will Be A Muslim" yang menceritakan awal mula ketertarikannya dengan Islam dalam channel YouTube A New Person.
"Sebagai seorang Kristen saya dibesarkan di sebuah gereja yang cukup konservatif. Saya baik-baik saja dengan iman, tetapi hal-hal yang sangat "spiritual" (seringkali berhubungan dengan apa yang orang Kristen sebut sebagai Roh Kudus) selalu merupakan area yang tidak pernah saya rasa nyaman," ungkap Jenny Divleli dalam blog pribadinya jennymolendyk.com.
"Sebelum menjadi muslim, saya hanya tahu sedikit tentang Islam. Muslim pertama yang saya temui adalah saat saya bekerja untuknya ketika SMA. Satu-satunya informasi yang saya ketahui tentang Islam lewat media itu tepatnya saat peristiwa 9/11, muslim dicap sebagai teroris atau hal semacam itu," jelas Jenny.
"Aku berdiskusi dengan seorang Muslim dan aku begitu kaget ternyata apa yang aku lihat di media sangat berbeda dengan sosok ini. Kita berdiskusi tentang kebenaran nabi dalam Islam dan Kristen itu hampir sama dan mendorong 'Wow! aku harus belajar sesuatu dari agama ini'," ujarnya.
"Suatu ketika aku berdoa di tengah malam dan bertanya kepada Allah,'Anda tahu Allah, Tuhan.. siapa pun Anda, jika Anda adalah Tuhan Kristen atau jika Anda adalah Tuhan Islam, tunjukkan itu padaku dan beri aku petunjuk yang jelas untukku yang benar'," ucap Jenny.
"Setelah malam itu semuanya pun menjadi sangat jelas. Pertanyaanku tentang keimanan atau kesopanan seperti hijab atau Tauhid atau sejarah Alquran dan saya berada pada titik dimana saya mempertanyakan iman saya," tuturnya.
"Dan saya buat janji dengan pendeta, pendeta komunitas Kristen di kampus kami. Dan aku bertanya padanya, saya berada pada titik dimana saya mempertanyakan iman saya. 'aku punya beberapa pertanyaan dan jika kamu tidak bisa menjawabnya aku percaya aku akan menjadi Muslim, dan sangat banyak pertanyaan tentang Al-Kitab," kata Jenny.
"Bagaimana Alkitab dipilih dan bagaimana kitab-kitab dalam Alkitab dipilih dan kanoniknya Alkitab, dan kenapa Alkitab yang asli tidak ada. Dan mengapa ada perbedaan seperti itu di antara berbagai versi Alkitab sebagaimana Al-Quran yang sudah berumur 1400 tahun,” tambahnya.
"Itu sesuatu yang sangat penting bagi saya karena maksud saya Tuhan, bahkan Tuhan dalam Kristen juga mengatakan dia kan melindungi dunianya. Al-Quran yang merupakan pesan Tuhan yang bahkan jika itu akan dihancurkan secara fisik, itu akan tetap terjaga sebab banyak sekali orang yang menghafalnya dan yang asli masih tetap ada," jelasnya.
"Dan Alkitab tidak asli dan sangat banyak sekali versi, kamu tahu, terjemahan. Dan aku duduk dengan pendeta dan aku bertanya pertanyaan-pertanyaan dan dia tidak bisa memberiku jawaban. Dan dia bilang dia akhir akamu hanya perlu percaya, itulah keimanan," ungkap Jenny.
"Dan itulah yang saya perjuangkan. Saya merasa tidak benar, pasti agama dan keyakinan itu lebih dari sekedar firasat itu lebih dari perasaan atau lebih dari sebuah ide. Saya menginginkan sesuatu yang terasa lebih konkret," tegasnya.