3 Mitos Gerhana Bulan Bagi Ibu Hamil, Ini Faktanya
- Freepik/lookstudio
VIVA – Fenomena gerhana bulan telah terjadi pada kemarin sore, Rabu, 26 Mei 2021 dan bisa kembali terulang di waktu-waktu tertentu. Kondisi keindahan alam yang terasa spesial ini, dianggap tak boleh dirasakan oleh ibu hamil akibat beberapa mitos. Seperti apa faktanya?
Banyak mitos yang beredar, gerhana bulan tak boleh dilihat oleh ibu hamil karena menimbulkan bahaya. Bahkan, tak sedikit yang beranggapan beberapa hal tidak bisa dilakukan ibu hamil di saat gerhana bulan terjadi.
Bagaimana faktanya? Berikut ulasannya dikutip dari berbagai sumber.
Larangan melihat gerhana bulan
Mitos yang ada menyebut ibu hamil yang melihat gerhana akan memicu dampak bahaya berupa kelainan pada bayi dalam kandungannya. Faktanya, tak ada kaitan khusus antara kelainan janin dan mitos tersebut.
Namun, secara teori, ibu hamil yang melihat gerhana bulan dengan mata telanjang, akan membahayakan fungsi kesehatan matanya. Sebab, gerhana terjadi disertai radiasi sinar matahari yang tinggi dapat menimbulkan luka bakar di retina dan merusak batang peka cahaya.
Tak boleh memasak saat gerhana
Sinar matahari saat gerhana terjadi, tak dapat menembus bumi. Hal itu memicu penurunan suhu sehingga bakteri dan kuman berbahaya akan semakin berkembang. Hanya saja, kondisi ini cenderung terjadi di masa lalu. Saat ini, sudah banyak peralatan canggih untuk membuat makanan lebih tahan lama sehingga sah-sah saja untuk memasak.
Tak boleh puasa
Ibu hamil disebut tak boleh puasa saat gerhana terjadi lantaran dianggap memicu bahaya pada tubuhnya atau ke janin. Faktanya, itu tak saling berkaitan. Namun, dikhawatirkan ibu hamil tak bisa berpuasa karena asupan gizi untuk janin tak tercukupi.
Adapun gerhana bulan total atau super blood moon yang berlangsung kemarin berdurasi selama 3 jam 7 menit. Awal penumbra pada pukul 15.46.37 WIB dan akhir penumbra ada pukul 20.51.16 WIB. Durasi puncak gerhana matahari total akan berlangsung selama 14 menit dan 30 detik.