Heboh Awan Topi di Gunung Jawa, Bukan Tanda Bencana
- Istimewa.
VIVA – Beberapa hari ini, warganet dihebohkan dengan fenomena awan berbentuk seperti topi, yang terjadi di beberapa gunung di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kemunculan awan topi ini terjadi di Gunung Sumbing, Merbabu, Lawu, Merapi, Welirang, Anjasmoro, Panderman dan Gunung Arjuna di Jawa Timur.
Banyak warganet yang menduga, fenomena awan topi ini sebagai pertanda akan datangnya badai, gempa, atau bencana alam lainnya. Namun, akun BMKG Staklim Malang, melalui cuitannya, menepis hal tersebut.
Baca juga: Rekor 17 Detik, Bisakah Kamu Temukan Tisu Toilet dalam Gambar?
"Siapa nih yang tadi pagi lihat awan berbentuk menyerupai topi di atas Gunung Panderman dan Gunung Arjuna? Tenang sobat, awan ini tidak mengindikasikan akan terjadinya bencana alam," tulis @BMKGkarangploso di Twitter, dikutip VIVA, Jumat 6 November 2020.
Lebih lanjut, melalui gambar yang diunggah, akun tersebut menjelaskan bahwa fenomena awan topi disebut juga dengan awan Lentikularis. Awan ini biasanya tumbuh di sekitar gunung atau dataran tinggi.
Awan Lentikularis mengindikasikan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang cukup kuat, sehingga berbahaya bagi penerbangan rendah.
Namun, kemunculan awan ini tidak mengindikasikan fenomena lain, seperti akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya. Awan topi atau Lentikularis ini jarang terjadi dan bersifat sementara atau sewaktu-waktu saja.
Baca juga: Selain Rezeki Melimpah, 4 Zodiak Ini Juga Temukan Jodoh di November
Sedangkan menurut akun Instagram @infobmkg, fenomena ini disebut sebagai awan topi yang tampak diam atau disebut Cap Cloud. Awan ini merupakan awan jenis stratus (tumbuhnya menyamping), yang melayang di atas atau di atas puncak gunung yang terpisah.
Pembentukan awan ini terjadi akibat pendinginan dan kondensasi udara lembap yang dipaksakan naik ke atas karena orografi atau ada gunung dan di atas puncak gunung. Bentuk lenticular (cekung-cembung) nya dibentuk oleh angin lapisan atas pada arah horizontal.