Bukan Mistis, Ini Alasan Gak Boleh Pakai Baju Hijau di Pantai Selatan

Ilustrasi pantai.
Sumber :
  • ANTARA/Budi Candra Setya

VIVA – Legenda mengenai keberadaan Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul memang sangat populer. Bahkan masyarakat Yogyakarta dan Jawa pada umumnya sangat memercayai mengenai keberadaan Ratu di Pantai Selatan itu.

Salah satu mitos yang santer terdengar adalah mengenali larangan memakai baju serba hijau ketika mengunjungi pantai-pantai selatan Yogyakarta. Jika dilanggar, pengunjung akan mendapat musibah, hilang terseret ombak, hingga meninggal, yang terjadi atas kehendak Nyi Roro Kidul. Benarkah demikian?

Baca Juga: Mitos Banyak Tumbal di Pantai Selatan Jogja, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ada dua sudut pandang berbeda mengenai hal ini. Menurut Aryono, Reporter Historia.id, larangan memakai pakaian serba hijau di Pantai Selatan, bukan terkait hal mistis.

"Kalau menurut yang saya baca dari analisa Pramoedya Ananta Toer, beliau mengkritisi tentang orang Jawa dan kisah-kisah Roro Kidul. Menurut dia, warna hijau itu identik dengan seragam Kompeni," ujarnya saat ‘Jelajah Destinasi Virtual Ratu Pantai Selatan Mitos atau Fakta’, yang diselenggarakan baru-baru ini.

Lebih lanjut, Aryono bercerita, kisah Nyi Roro Kidul dibuat atau diciptakan untuk menutupi kekalahan Sultan Agung pada saat itu. Terlebih pada waktu itu, Batavia sedang dikuasai oleh Kompeni atau VOC.

"Jadi untuk melupakan, maka baju hijau itu dilarang, maka diciptakan kisah itu. Jadi, itu sebenarnya kalau menurut pandangan Pram itu untuk melupakan baju hijau yang dulu lekat dengan seragam VOC. Itu menurut sastrawan Pramoedya Ananta Toer begitu," lanjut Aryono.

Sedangkan Siti Jumanah, Pemandu Wisata dan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Hadiningrat, memiliki pandangan yang berbeda. Menurut dia, berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa dalam mitos Laut Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul memang pakaiannya serba hijau.

"Dan kita tidak boleh pakai pakaian serba hijau waktu ke Laut Pantai Selatan, itu ya mungkin supaya tidak menyamai atau menyaingi KRK (Kanjeng Ratu Kidul) itu sebagai seorang Ratu," kata Siti Jumanah.