Miris, Masih Banyak Sampah Plastik di Pesisir Bunaken
- reporter
VIVA – Pulau Bunaken, Sulawesi Utara, selama ini terkenal akan keindahan bawah lautnya. Hal itu menjadikan Bunaken salah satu ikon pariwisata Sulawesi Utara.
Banyak turis, baik dalam maupun luar negeri, datang untuk mengunjungi tempat ini. Sayangnya, masalah sampah masih membayangi indahnya alam Bunaken. Beragam jenis sampah ditemukan di pesisir pantai berbatasan langsung dengan Filipina itu.
Hanya dalam waktu kurang lebih 10 menit, dengan luas area 100 meter dan dikerjakan oleh sekitar 10 orang, berhasil terkumpul 31,75 kilogram aneka sampah. Sampah plastik daur ulang seperti kemasan botol, masih mendominasi total sampah tersebut dengan berat 14,74 kilogram atau sekitar 46 persen dari total sampah yang dikumpulkan.
"Jadi memang kita pakai standar pengukuran itu sesuai standar LIPI. Di situ memang yang dilakukan se-Indonesia harapannya memang bisa dilakukan pendataan dan dibandingkan secara data base, jadi bisa dibandingkan satu titik dan lainnya," ungkap Penggagas Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari, saat bersih pantai yang merupakan bagian dari KFC untuk Negeri, di Bunaken, Sulawesi Utara, Minggu, 8 Maret 2020.
Tenia menjelaskan, dengan luas wilayah 100 meter tersebut, bisa menjadi sampel untuk 1000 meter wilayah pantai yang lebih luas. Dengan metode pengukuran standar tersebut. Juga bisa didapatkan mana pantai yang paling kotor, musim tertentu yang memiliki dampak buruk, dan juga jenis sampah tertentu yang ditemukan.
"Kita sengaja juga memilih untuk melihat potensi ekonomi dari kita mengelola sampah ataupun economic lost dark ditumpukkan oleh sampah itu, misal satu kali pakai kan enggak bisa didaur ulang jadi merugikan untuk ekosistem dan wisata," ujar Tenia.
Padahal ketika sampah itu bisa didaur ulang, dan bisa dimanfaatkan, akan lebih menghasikan bagi warga sekitar.
"Tadi 100 meter, 15 kilogram satu kilo aja bisa 3000," kata Tenia.
Meski demikian, sampah yang ditemukan di Bunaken sendiri menurut Tenia masih relatif lebih sedikit. Ini salah satunya karena kesadaran dari turis sudah cukup baik. Namun, lanjut Tenia, masih butuh tambahan tempat pembuangan dan pemisahan sampah agar sampah yang ada bisa lebih tertampung dengan baik.
Ditemui di tempat yang sama, General Manager Marketing PT Fast Food Tbk, Hendra Yuniarto, yang bekerja sama dengan Divers Clean Action, mengatakan kegiatan bersih pantai ini juga program edukasi masyarakat pesisir mengenai pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.