Ternyata, Indonesia Impor Ratusan Ribu Ton Sampah Plastik
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Kebutuhan Indonesia akan bahan baku plastik, saat ini mencapai 7,2 juta ton. Dari angka tersebut, 2,3 juta ton disediakan di dalam negeri oleh beberapa perusahaan petrokimia.
Menurut Kementerian Perindustrian, tingginya permintaan akan bahan baku plastik membuat Indonesia harus banyak melakukan impor setiap tahun. Selain itu, pembangunan pabrik petrokimia juga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Oleh sebab itu, Kemenperin giat menggelar kampanye daur ulang sampah plastik. Saat ini, baru ada sekitar 913 ribu ton bahan baku plastik daur ulang yang didapat dari dalam negeri, dan 320 ribu ton dari negara lain.
Koordinator Komunitas Plastik untuk Kebaikan?, Eni Saeni? mengatakan, sampah plastik dalam bentuk botol kemasan memiliki nilai yang tinggi, karena bisa didaur ulang.
“Sampah botol kemasan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena ada permintaan yang yang besar dari industri daur ulang plastik,” ujarnya di Jakarta, Minggu 1 Desember 2019.
Komunitas tersebut berharap, pabrik petrokimia mau lebih peduli dengan kemasan plastik lainnya, agar bisa didaur ulang dan dijadikan sebagai bahan baku plastik kembali.
Salah satu caranya, adalah dengan menumbuhkan permintaan akan sampah plastik non botol, seperti sachet atau jenis lainnya.
“Selama ini, kebutuhan industri yang tinggi baru pada plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate), yang bisa di daur ulang kembali menjadi plastik, ” kata Eni.
Melihat kebutuhan industri yang tinggi terhadap sampah botol PET, maka komunitas mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah plastik dari rumah. Sampah-sampah tersebut dapat ditukarkan dengan sembako, melalui mobil edukasi pilah sampah yang akan berkeliling ke rumah-rumah warga.
Untuk tahap awal, mobil sembako keliling akan beroperasi di wilayah Tangerang Selatan. Nantinya, mobil edukasi pilah sampah plastik akan berkeliling mendatangi rumah warga di Jakarta, Depok, Bekasi dan Bogor.