Memilah Sampah Plastik, Apa Untungnya?
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Sampah selalu menjadi masalah di semua kota, baik yang ada di negara berkembang maupun maju. Salah satu jenis sampah yang banyak terkumpul, adalah plastik.
Menurut ahli sampah dari Institut Teknologi Bandung, Zainal Abidin, sampah plastik berbahaya bagi lingkungan dan mata rantai, jika tidak dikelola dengan baik. Namun, ia yakin bahwa 100 persen sampah plastik bisa diolah kembali.
Zainal mencontohkan, penggunaan PET (polyethylene Terephthalat) di Indonesia sebanyak 350 ribu ton setahun. Yang bisa didaur ulang sebanyak 216,047 ton, atau kurang lebih 70 persen. Lantas, bagaimana dengan sisanya?
“Tata kelola sampah plastik secara circular economy. Tidak sekadar kumpulkan sampah di TPS, lalu buang ke TPA, itu cara kuno. Paradigma baru adalah pilah, kumpulkan, proses jadi barang bernilai tambah, lalu jual,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Plastik untuk Kebaikan, Eni Saeni menyatakan, salah satu kendala pengumpulan sampah plastik adalah masyarakat enggan memilahnya di rumah.
““Kami membuat gerakan memilah, agar sampah bisa dikelola dengann baik. Agar tidak ada sampah plastik yang terbuang ke tanah dan air, yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.” tuturnya.
Direktur Bank Sampah Induk Patriot Bekasi, Endang Truni Tresnaingtyas berharap, ada dukungan dari pemerintah untuk bisa mengakselerasi tumbuhnya bank sampah.
“Membangun budaya memilah di masyarakat, untuk menumbuhkan kesadaran bahwa sampah plastik memiliki nilai ekonomi,” kata dia.