5 Tradisi Unik Malam Satu Suro, Bertapa hingga Kirab Kerbau

Kawanan Kebo Bule keramat keturunan Kyai Slamet saat tiba di depan Kori Kemandungan, Keraton Kasunanan Surakarta.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Tahun Baru Islam jatuh pada 1 Muharram. Bagi masyarakat Jawa, 1 Muharram disebut juga dengan malam 1 Suro. Tahun ini, tanggal 1 Suro bertepatan dengan Sabtu, 31 Agustus 2019. 

Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah Magrib, pada hari sebelum tanggal satu, biasanya disebut malam satu Suro. Hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.

Satu suro memiliki banyak pandangan dalam masyarakat Jawa, hari ini dianggap keramat, terlebih jika jatuh pada Jumat legi. Tidak heran, banyak ritual dan tradisi yang dijalankan pada saat malam satu Suro ini. Dirangkum VIVA dari berbagai sumber, berikut lima tradisi yang dilakukan pada saat malam satu Suro.

Tapa Bisu
Tapa Bisu diartikan sebagai mengunci mulut, yaitu orang-orang yang menjalankannya tidak boleh mengeluarkan kata-kata selama ritual ini berlangsung. Tapa Bisu dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri sendiri atas apa yang dilakukannya selama setahun penuh untuk menghadapi tahun baru di esok harinya.

Kungkum
Ini merupakan tradisi berendam di sungai besar, di sendang atau sumber mata air tertentu. Tujuannya, tergantung pada masing-masing kepercayaan, ada yang mencari berkah, ada pula yang menjadikan tradisi Kungkum sebagai koreksi diri.

Tirakatan
Tirakatan berarti tidak tidur semalam suntuk. Tradisi satu ini dimaknai sebagai bentuk rasa syukur, sehingga mereka masih bisa hidup dengan rasa aman. Tirakatan, biasanya dibarengi dengan tuguran (perenungan diri sambil berdoa) dan pagelaran wayang kulit. Tirakatan paling banyak ditemui di sekitaran Yogyakarta.

Ngumbah Keris
Ngumbah keris merupakan tradisi mencuci atau membersihkan keris pusaka bagi orang-orang yang memilikinya. Biasanya, ngumbah keris dilakukan hanya sekali dalam setahun, yaitu pada bulan Suro. Tradisi ini termasuk dalam kegiatan ritual budaya yang dinilai sakral.

Kirab Kebo Bule
Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Kirab Kebo Bule melibatkan sekawanan kerbau atau kebo dalam bahasa Jawa, yang dipercaya keramat, yaitu Kebo Bule Kyai Slamet. Kirab akan berlangsung tepat di tengah malam. Orang-orang akan berjalan mengikuti kirab dan saling berebut untuk menyentuh tubuh kerbau tersebut. 

Tidak hanya menyentuh, mereka bahkan menunggu kerbau tersebut membuang kotoran. Begitu kotoran jatuh ke jalan, orang-orang akan berebut untuk mendapatkannya. Mereka menamai tradisi berebut kotoran ini sebagai ritual ngalap berkah atau mencari berkah dari Kyai Slamet.