Alasan Tak Terduga Wanita yang Pilih Karier Jadi Bintang Film Porno

VIVA – Silvia Saige bekerja keras saat di sekolah. Ia kemudian diterima di sebuah universitas dan mendapatkan pekerjaan sangat baik di rumah sakit di bidang radiologi. Namun, meski dia menghabiskan hari-harinya menolong orang dan membuat mereka tenang, tapi dia tidak merasa bahagia dan menginginkan perubahan.

Dia kemudian pindah ke Los Angeles untuk mengejar mimpinya menjadi stand up comedian. Tapi hanya dalam beberapa bulan, dia mengambil langkah besar yang mengubah hidupnya selamanya yaitu menjadi seorang pemain film porno.

Dikutip dari laman Mirror, wanita berusia 35 tahun itu sangat mencintai pekerjaannya. Ia bisa mengantongi 1.000 poundsterling atau sekitar Rp17,3 juta hanya dengan bekerja beberapa jam saja. Tapi, dampak pekerjaan terhadap kedua orangtuanya masih membuatnya sedih.

"Hal terberat adalah mengetahui bahwa keluargaku berurusan dengan karierku sebanyak diriku. Saya ingin orangtuaku sebangga aku seperti ketika aku bekerja di kedokteran," ujarnya.

Ia melanjutkan, selama ini ia juga tidak ingin kedua orangtuanya merasa dirinya gagal. Bagaimana pun ia punya gelar sarjana.

"Saya punya banyak sekali pilihan tapi saya memilih seks. Itu mengganggu banyak orang, termasuk keluarga saya," lanjutnya.

Ia ingin keluarganya bisa merasa bangga dengan pekerjaannya dan mengenalkan dia sebagai putri mereka yang bekerja di bidang seks. Kedua orangtuanya akan menganggapnya seperti orang lain ketika ada pertemuan keluarga.

"Saya bangga dengan apa yang saya lakukan," ujarnya.

Awalnya, kedua orangtua Silvia sangat menentang keputusannya. Tapi, ia mengaku kalau orangtuanya sekarang sudah sedikit menerima.

"Ayahku lebih mengerti dibanding ibuku, ia punya agama. Tentu saja, sebagai ayah ia ingin anak perempuannya tidak melakukan itu," kata Silvia.

Menurut Silvia, ayahnya memahami kalau ia aman, bahagia, dan membuat keputusan yang baik untuk dirinya. Tapi, ia tidak membicarakan detailnya.

Pekerjaan Silvia di industri film panas telah memberikannya banyak peluang. Ia kini juga memandu acaranya sendiri dan menjadi pembawa acara pendamping  di sebuah podcast seks. Ia ingin sekali menghilangkan konotasi negatif mengenai seks dan industri film dewasa.

"Saya sudah membuat misi untuk mulai membicarakan tentang seks. Kita menaruh banyak sekali rasa malu di sekelilingnya. Jadi, saya sudah berbicara tentang seks dengan setiap orang," ujarnya.

Silvia sudah bekerja di industri film dewasa selama lima tahun, dan mengatakan pekerjaan itu sudah benar-benar normal baginya. Dia syuting antara tiga sampai lima kali seminggu dan menghasilkan sekitar Rp17,3 juta sekali syuting.

"Semuanya sangat cepat tapi menjadi sangat rutin hingga saya tidak memikirkannya lagi. Itu sudah menjadi bagian dari pekerjaan saja," kata dia.

Meski demikian, Silvia punya daftar apa yang boleh dan tidak. Ia tidak membolehkan memukul wajah, meludah, dan komentar negatif. Rata-rata proses syuting memakan waktu 45 menit.

Silvia harus menjalani dua pekerjaan untuk melunasi semua tagihannya. Sebelum menjadi bintang porno, ia juga mencoba mengukirkan namanya di dunia komedi. Tapi, ia memutuskan untuk mendalami industri film dewasa.

Tapi, setelah pekerjaan sebagai bintang film dewasa sudah semakin stabil. Ia kembali menekuni bidang komedi. Dalam tiga tahun, kariernya sebagai stand up comedian mulai menanjak.

Meski banyak orang yang mengenali wajahnya, Silvia mengaku mereka takut mendekatinya di jalan dan memilih mengirim pesan di Twitter.

"Saya rasa orang merasa malu kalau mereka mengenali saya. Seharusnya tidak perlu malu. Saya adalah seseorang yang sering ditontonnya dan bagi saya itu membanggakan," ujar Silvia.