Derita Disfungsi Ereksi Gara-gara Gemar Konsumsi Fast Food

Ilustrasi fast food/makanan cepat saji.
Sumber :
  • Pixabay/Fotorech

VIVA – Memang tidak bisa dimungkiri bahwa makanan cepat saji seperti ayam goreng, burger hingga kentang goreng menjadi makanan yang sulit dipisahkan dari masyarakat. Selain berkaitan dengan penyajian yang cepat, dipilihnya makanan ini juga dikarenakan harganya yang terjangkau dan rasa gurihnya.

Beberapa orang bahkan kecanduan dengan makanan cepat saji dan alhasil mereka mengalami kenaikan berat badan yang signifikan lantaran kandungan lemak dan minyak dalam makanan itu. Hal ini juga dialami oleh remaja berusia 17 tahun di Kaohsiung, Taiwan. Dirinya hampir setiap hari makan makanan cepat saji tanpa melakukan olahraga.

Alhasil, dilansir dari UDN, Jumat, 15 Maret 2019, remaja dengan tinggi badan 165 sentimeter itu memiliki bobot 80 kilogram. Bukan hanya mengalami kegemukan, akibat sering mengonsumsi makanan cepat saji, ukuran penis remaja itu juga agak kecil dibanding dengan yang lainnya. Puncaknya, ketika dirinya dan sang kekasih memutuskan untuk melakukan hubungan seksual, alat kelamin pria itu loyo alias mengalami disfungsi ereksi (DE).

Terkejut karena mengalami DE, remaja itu kemudian memutuskan untuk pergi ke dokter dan mencari tahu apa yang terjadi pada penisnya. Setelah dokter memeriksanya, dia terkejut menemukan bahwa kadar kolesterol remaja itu jauh melampaui batas normal.

Kadar kolesterolnya mencapai 300 mg/dL, sementara tingkat kolesterol yang sehat seharusnya berada di bawah 200mg/dL. Ternyata, kolesterol tinggi ini bisa menjadi alasan mengapa remaja itu mengalami DE pada usia yang begitu muda.

Sebagai informasi, salah satu penyebab paling umum DE termasuk aterosklerosis, di mana ada penyempitan pembuluh darah. Kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis karena kolesterol menumpuk di arteri dan mempersempit pembuluh darah.

Dokter akhirnya memberikan remaja obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol. Serta diberikan pula viagra. Bukan itu saja, dokter juga memperingatkannya sang remaja untuk mengurangi berat badannya. Beruntung baginya, hanya tiga bulan setelah diet, berat badannya turun menjadi 70 kilogram.