Resepsi Pernikahan, Siapa yang Harus Menanggung Biaya Lebih Besar?
- Pixabay
VIVA – Bicara soal biaya pernikahan rasanya tidak akan ada habisnya. Salah satu topik yang juga selalu ramai diperdebatkan ialah siapa yang harus membayar lebih banyak dalam pesta pernikahan.
Di beberapa daerah yang masih kental dengan unsur budaya, pihak laki-lakilah yang membayar mahar dengan nominal yang ditentukan oleh pihak perempuan. Namun di kota-kota besar, hal itu tidak lagi menjadi pakem. Namun siapakah yang seharusnya menanggung lebih besar biaya pernikahan?
Caroline Muliawan dari Dana Nikah, sekaligus penulis buku The Ultimate Wedding Guide mengatakan bahwa tidak ada patokan soal pembiayaan pesta pernikahan.
"Sebetulnya enggak ada sebuah patokan apakah laki-laki yang besar atau perempuan yang lebih besar semua tergantung dengan budaya dab gaji mereka sendiri," ungkapnya, saat peluncuran bukunya pada Kamis 11 Oktober 2018, di Kinonuniya Book Store Plaza Senayan Mall, Jakarta Selatan.
Namun ia menyarankan untuk lebih meringankan keduanya ada baiknya mulai merancang dengan menabung sebanyak 30 persen dari gaji masing-masing gang nantinya akan dikalikan selama 12 kali, tergantung dari seperti apa pesta pernikahan itu. Senada dengan Caroline, Putri Arinda dari The Bride Dept juga mengatakan bahwa besar pembagian biaya pernikahan di Indonesia juga erat kaitannya dengan budaya.
"Kalau misalkan di kebudayaan Jawa, pernikahan itu dianggap acara perempuan, jadi banyakan mungkin 70 persen perempuan dan sisanya laki-laki. Misal Chinese kebanyakan laki-laki yang lebih besar," ungkap Putri.
Sementar, untuk rata-rata biaya pesta pernikahan saat ini sendiri, menurut Caroline sangat beragam.
"Kalau di Jakarta itu rata-rata Rp300 (juta) dana itu kebanyakan masih di vendor katering dan juga venue. Itu berdasarkan jumlah tamu juga, jadi kalau ngundang banyak tamu ya membengkak di situ," kata Caroline.