Pria Ini Ajarkan Orang Jadi Kaya Lewat Perpustakaan

Tasya Kamila di Festival Lapak
Sumber :
  • VIVA/ Adinda Permatasari

VIVA – Perpustakaan kini tak hanya tempat membosankan yang dipenuhi buku-buku. Tapi juga bisa menjadi tempat berkegiatan yang menyenangkan. Dan siapa sangka, lewat perpustakaan banyak orang bisa memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

Buktinya bisa dilihat dari pria asal Desa Kelor, Gunung Kidul, Yogyakarta, Anjar Priyanto. Berkat ketekunannya membaca buku-buku di perpustakaan ia mampu membangkitkan kelompok petani muda di desanya. Bahkan kini Anjar bersama teman-temannya sesama petani muda bisa menghasilkan keuntungan hingga puluhan juta lewat bertani.

Anjar hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kisah sukses masyarakat di pedesaan yang maju berkat program yang digagas PerpuSeru ( Perpustakaan Seru). PerpuSeru yang dimulai sejak November 2011 memang punya mimpi membuat perpustakaan menjadi pusat belajar dan berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia Titie Sadarini mengatakan, Indonesia memiliki perpustakaan yang tersebar di seluruh pelosok wilayahnya. Lantas, PerpuSeru mencari cara bagaimana agar aset yang sudah ada tersebut bisa menjadi produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

PerpuSeru yang didukung oleh Perpus Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia pun membuat program mitra yang mengajak masyarakat mengelola perpustakaan. Perpustakaan-perpustakaan yang ada di daerah diberikan fasilitas komputer dan internet. Masyarakat kemudian diajarkan bahwa informasi bisa didapat dari mana saja, baik dari buku maupun digital.

"Dengan transformasi yang dilakukan, kami ingin mendorong masyarakat khususnya generasi muda untuk terus mengembangkan diri melalui beragam program pelatihan di perpustakaan," ujar Titie saat konferensi pers Festival Lapak PerpuSeru di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat 28 September 2018.

Titie menambahkan, para mitra PerpuSeru selain bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya dari fasilitas yang disediakan, juga mendapatkan pelatihan. Pelatihan-pelatihan yang diberikan pun didasarkan pada potensi ekonomi yang ada di daerah masing-masing.

Selama tujuh tahun berjalan, PerpuSeru sudah ada di hampir 104 kabupaten di 18 provinsi, dan sudah lebih dari 1.000 perpustakaan yang bergabung di mana 800 di antaranya sudah mengikuti program mitra PerpuSeru.

"Ada tiga kelompok besar yang kami sasar, yaitu perempuan, pemuda, dan UMKM. UMKM ini juga ada yang memang sudah berjalan atau mereka yang punya keinginan membuat UMKM," ujar Titie.

Untuk membuka akses pasar yang lebih besar pada mitra PerpuSeru, digelarlah kegiatan Festival Lapak PerpuSeru. Di festival ini para mitra berkesempatan memamerkan produk-produk mereka yang berhasil dikembangkan lewat belajar di perpustakaan.

"Mereka perlu dibangkitkan percaya diri bisa mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpotensi untuk masyarakat perkotaan," ujar Titie.

Melihat keberhasilan PerpuSeru dalam memberikan dampak pembangunan kesejahteraan khususnya masyarakat pedesaan, Perpusnas Republik Indonesia yang didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), di tahun 2019 akan mereplikasi program PerpuSeru untuk menjadi salah satu strategi pementasan kemiskinan. Program ini dilakukan melalui pemanfaatan perpustakaan untuk membangun kesejahteraan masyarakat dan kegiatan Prioritas Nasional.