Demi Riset, Rela Lahirkan Bayi Tak Bernyawa dalam Persalinan 33 Jam

Eugene Wee dan Puu Kanokrat
Sumber :
  • Facebook Eugene Wee

VIVA – Seorang ibu hamil dari Thailand harus menjalani proses persalinan hingga 33 jam. Segala penderitaan itu ia jalani agar bayi yang sudah tak bernyawa di dalam rahimnya bisa keluar. Hal itu dilakukan bulan lalu sebagai obyek riset.

Warga Singapura, Eugene Wee dan istrinya Puu Kanokrat yang berkebangsaan Thailand, dilanda kesedihan ketika tahu anak pertama yang mereka nanti-nantikan tidak bisa selamat.

Dilansir dari NextShark, usia kandungan Kanokrat masih lima bulan saat dokter mengatakan bahwa janin mereka menderita abnomarlitas kromosom dan akan lahir dalam keadaan sudah meninggal. Wee dan Kanokrat menikah tahun lalu dan saat ini tinggal di Thailand.

Wee, yang merupakan pendiri yayasan nonprofit Kristen Radion International, baru-baru ini membagikan kisah pilunya di Facebook pada hari Minggu. Awalnya dia menulis mengenai tidak pentingnya penampilan bagi mereka.

"Di usia kita, kita tahu bahwa penampilan fisik seperti semua benda materil, akan lenyap. Dan apa yang tersisa adalah keyakinan kita dan cinta kita kepada kehidupan," tulisnya.

Lalu wee melanjutkan kisahnya mengenai bagaimana ia kehilangan bayinya pada bulan Agustus lalu.

"Bayi ini mengalami Trisomy 18, kondisi kromosom yang langka yang sering muncul dengan kecacatan mental yang parah, deformasi fisik ganda dan dalam kebanyakan kasus tidak bisa bertahan hidup. Anakku mengalami ketiganya," tutur dia.
 
Menurut Wee, kondisi langka itu, yang juga dikenal dengan Sindrom Edward mempengaruhi satu dari 6.000 kehamilan. Dan saat para profesor di Universitas Chiangmai meminta izin kepada Kanokrat agar para mahasiswa kedokterannya bisa menyaksikan pemindaian detail dari janinnya, mereka dihadapkan dengan pengorbanan besar. Alasannya, karena bisa menimbulkan kepedihan emosi dan stres fisik bagi Kanokrat.

"Selama empat jam, istri saya memilih untuk tetap berada di ultrasound supaya setiap mahasiswa kedokteran bisa mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dari janin itu," tulis Wee.

Dia melanjutkan, hal itu sangat menyakitkan bagi istrinya. Apalagi mendengar mereka mendiskusikan bagaimana otak anak mereka, pelebaran jantung, lengan dan wajah yang tidak ada, organ yang kurang, dan sebagainya.

Setelah pemindaian, fakultas kedokteran kemudian meminta sesuatu  yang lebih sulit lagi. Artinya, janin itu harus berada di dalam kandungan Kanokrat lebih lama. Alasannya, untuk studi dan riset di masa datang.

Hal ini akan mengakibatkan Kanokrat harus menjalani persalinan menyakitkan selama berjam-jam hanya untuk melahirkan bayi yang sudah tidak bernyawa.

"Jika anak saya harus meninggal, maka tidak seharusnya dalam keadaan menyakitkan," tulis Wee, mengindikasikan keberanian istrinya mengambil tugas berat itu.

Meski Kanokrat bisa menyerah kapan saja selama proses itu, dia bertekad untuk tetap menjalaninya dengan pengorbanan yang luar biasa. Janin tersebut dilahirkan dalam kesunyian dan segera diawetkan setelah proses persalinan selama 33 jam.

Di akhir postingan Wee yang kini menjadi viral, ia mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya yang heroik.

"Kepada istriku, pahlawanku, belahan jiwaku, keyakinanmu, nilaimu, pengorbananmu telah menginspirasiku untuk melakukan perjalanan ini untuk membuat perbedaan. Selamat ulang tahun! Aku akan kembali kepadamu segera!" tulis Wee.

Sejumlah netizen pun mengekspresikan dukungan mereka dan kekagumannya pada pengorbanan Kanokrat.

"Tidak ada kata yang bisa mendeskripsikan bagaimana ibu ini bisa menahan penderitaan rasa sakit itu. Pengorbanan yang sangat besar," komentar salah seorang pengguna Facebook.

Netizen lainnya juga mengatakan, "Tuhan memberkati kalian berdua dengan bayi yang sehat segera."

Sementara yang lain memberikan pujian. "Anda cantik luar dan dalam," tulis mereka.