'Bridal Market' di Negara Ini, Keperawanan Dihargai Mahal
- YouTube Broadly documentary
VIVA – Di Stara Zagora di Bulgaria, anak mudanya memiliki nasib berbeda dengan kebanyakan anak muda lainnya di seluruh dunia. Komunitas semi-nomaden Roma yang dikenal dengan Kalaidzhi masih kuat menjaga tradisi budaya mereka.
Salah satu yang unik adalah 'Bridal Market' alias 'Pasar Pengantin', yang menjadi agenda tahunan dan digelar empat kali dalam setahun. Di sini para wanita muda Eropa Timur bisa dipaksa untuk meninggalkan bangku sekolah sejak pertama kali mereka menstruasi untuk dinikahkan.
Seorang akademisi yang mempelajari budaya Roma selama dua dekade, Alexey Pamporov mengatakan bahwa pasar ini merupakan cara utama para anak muda untuk bertemu sebelum keluarga memutuskan besarnya 'mas kawin' untuk menikah.
"Mereka tidak bahagia, tapi apa yang bisa mereka lakukan? Saat mereka tumbuh besar di budaya seperti itu, apa yang bisa mereka lakukan?" katanya, seperti dilansir dari News.com.
Di bridal market, para gadis akan berkumpul untuk bertemu calon suami mereka. Bahkan orangtua gadis rela mengeluarkan uang cukup banyak untuk mendandani putrinya dengan pakaian dan riasan yang menarik. Namun, untuk mendapatkan gadis-gadis itu, para pria harus menyiapkan uang sekitar Rp40 juta hingga Rp80 juta atau bisa lebih tinggi lagi untuk gadis dengan fisik cantik.
Dan para gadis yang ditawarkan di sini harus masih perawan. Kalau ternyata kedapatan tidak perawan, maka gadis tersebut akan disebut pelacur atau wanita memalukan. Para gadis harus masih perawan ketika mereka menikah lantaran keperawanan mereka dihargai mahal.
Namun bagi beberapa anak gadis, tardisi ini menakutkan lantaran orangtua bisa saja memilih pria yang berani membayar banyak ketimbang memberikan anak gadisnya pada pria miskin tapi dicintai oleh putrinya. Kendati demikian, ada juga kasus di mana orangtua pria yang kaya raya memilihkan gadis yang disukainya atau lebih cantik untuk putranya dibanding memilih gadis yang dicintai putranya.
Kendati demikian, hal ini sekarang tidak bisa digeneralisasi, karena ada beberapa anak muda yang tidak peduli. Kelompok yang tidak peduli ini akan mementingkan cinta ketimbang status perawan atau tidaknya gadis yang dicintai.
“Idenya adalah untuk memberikan anak muda kesempatan bertemu pasangan usia yang sama," katanya.
Dia menjelaskan sebagai seorang pria, mereka tidak bisa meminta gadis yang disukainya secara langsung. Melainkan harus meminta orangtuanya kepada orangtua si gadis dan melakukan negosiasi harga.
Di saat yang sama, jika pria itu menyukai wanita tersebut meski tahu sudah tidak perawan dan orangtua juga tak peduli karena putranya mencintai gadis pilihannya maka kesepakatan bisa saja terjadi. (ren)