Kurangi Sampah Plastik dengan Bawa Botol Minum dan Sedotan Sendiri

Sampah limbah plastik di pinggir pantai.
Sumber :
  • REUTERS/Johannes P. Christo

VIVA – Berdasarkan data penelitian dari Jambeck et al Science pada 2015 lalu, Indonesia tercatat berada di peringkat kedua di dunia, sebagai penghasil dan penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak setelahTiongkok. Permasalahan ini pun menjadi perhatian banyak pihak.

Tak sedikit juga, yang kini giat menggalakkan kegiatan mengganti kantong plastik dengan tote bag, atau mengganti sedotan plastik dengan bahan lain yang bisa didaur ulang dan digunakan kembali.

Namun, kegiatan tersebut tidak akan berarti tanpa kesadaran dari dalam diri masyarakat. Bahkan, sekecil apapun tindakan bisa sangat mempengaruhi kehidupan makhluk yang ada di laut.

Bayangkan saja, meskipun hanya dilakukan satu orang, ada berapa banyak sampah sedotan plastik yang bisa dikurangi dalam satu tahun, jika satu orang tersebut rutin membawa dan memakai sedotan berbahan ramah lingkungan.

Yang lebih menyedihkan adalah, adanya sampah plastik di laut seringkali disalahartikan oleh penyu sebagai ubur-ubur, yang akhirnya plastik tersebut dikonsumsi oleh penyu.

"Banyak yang buang sampah ke laut, kasihan kalau penyu lihat sampah, karena penyu enggak bisa bedain ubur-ubur dan sampah, dia makan plastik. Plastik di dalam bumi saja enggak bisa di daur ulang, apalagi dalam perut penyu," kata Sabrina Andrawini, Education Officer Jakarta Aquarium, saat ditemui baru-baru ini.

Sabrina yang ditemui usai talkshow program Lautku Bersih bersama Miss Earth 2018, di Jakarta Aquarium, Neo Soho, mengatakan, ada beberapa hal yang harus selalu diingat, jika tidak ingin membahayakan biota di dalam laut. Dari yang paling sederhana, yaitu dengan mulai membawa botol minum sendiri.

"Bawa botol minuman sendiri, bawa sedotan aluminium, saat makan di restoran bilang enggak usah pakai sedotan. Mungkin cuma berdua tapi berefek. Dan, jangan buang sampah sembarangan,” ucapnya. (asp)