5 Tips Jadi Sociopreneur Sukses

Founder Burgreens, Helga Angelina
Sumber :
  • Instagram.com/helgaangelina

VIVA – Berbeda dengan satu dekade belakangan, banyak generasi milenial saat ini yang lebih memilih untuk merintis usaha dibanding menjadi karyawan di perusahaan tertentu. Bahkan beberapa di antaranya tak cuma memikirkan soal keuntungan, tapi juga dampak sosial dari usaha yang dijalankannya atau dikenal dengan sociopreneurship.

Sayangnya, meski keinginan untuk menjalankan usaha yang berdampak sosial tinggi, pemahaman terkait sociopreneurship sendiri masih sangat rendah. Sehingga membuat usaha mereka tidak berlanjut dan kandas di tengah jalan.

Tapi tidak perlu khawatir, ditemui dalam acara Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu, Senin, 14 Mei 2018, seorang sociopreneur dan Founder Burgreens, Helga Angelina memberikan lima tips menjadi sociopreneur agar tidak kandas di tengah jalan.

1. Temukan Jalan

Menurut Helga, hal pertama yang mesti dilakukan, saat memulai ialah dengan menemukan jalan atau ide usaha sendiri. Ide dari usaha ini harus orisinil dan berdampak pada sekitar.

"Kalau motivasinya hanya ingin terlihat cool (keren), itu biasanya enggak akan sustainable (berkelanjutan)," kata Helga.

2. Kombinasi passion, idealisme dan kreativitas

Untuk menjalankan sociopreneurship, memiliki passion saja menurut Helga tidak cukup. Mereka yang ingin memulai juga harus memiliki idealisme agar tidak mudah terbawa arus, dan juga kreativitas agar berkembamg.

3. Membangun support system

Salah satu hal penting yang sering terlupakan bagi para sociopreneur ialah membangun support system. Padahal menurut Helga, penting bagi seorang sociopreneur untuk memiliki mentor, investor, dan juga teman dekat yang percaya dan mendukung visi yang dijalankan.

4. Team Mixed

Dalam sociopreneurship, kombinasi antara misi sosial dan juga komersil menjadi penting. Hal ini, kata Helga, harus imbang jika suatu usaha ingin berkelanjutan.

"Karena ada yang terlalu sosial sehingga tidak bisa komersil dan sustain, atau yang terlalu komersil juga enggak baik karena idealismenya bisa hilang ketika usahanya tumbuh," tuturnya.

5. Keyakinan

Menurut Helga, banyak anak muda yang ingin menjadi sociopreneur terlalu banyak pertimbangan. Ini menyebabkan usahanya akhirnya tidak berjalan. Padahal semuanya bisa dipelajari sambil menjalankan usaha tersebut. Hal yang dibutuhkan ialah kepercayaan untuk menjalankan usaha. (ch)