Kebiasaan Minum Darah dari Berbagai Negara, Asli Bikin Mual

Thai Boat Noodles
Sumber :
  • Instagram.com/mwatsonnyc

VIVA – Ide mengonsumsi makanan yang dibuat dengan darah, bahkan dalam hidangan yang dimasak tampak menjijikkan bagi banyak orang. Beberapa orang meyakini darah sebenarnya merupakan bahan utama dalam banyak kebudayaan.

Orang yang makan darah tidak selalu vampir atau kanibal, dan makanan dengan darah dipercaya bisa berpengaruh pada kesehatan dan kebiasaan normal di daerah-daerah tertentu.

Berikut ini lima kebiasaan mengonsumsi darah dari beberapa negara di dunia yang mungkin bisa membuat mual sebagian orang, seperti dilansir dari Ranker.

Minum darah ular di Taipei

Pasar malam Huaxi di Taipei adalah objek wisata yang sangat besar, terutama karena menyajikan hidangan yang sangat tidak biasa, terkadang menyeramkan. Ada wine penis rusa, sup darah kura-kura, dan berbagai macam hidangan yang berhubungan dengan ular, sehingga menyebabkan banyak orang menyebut tempat itu Snake Alley.

Satu hal yang bisa Anda pesan di sini adalah minuman darah ular yang disajikan hangat. Kadang Anda juga dapat mengambil gambar darah kobra, yang baru dikeringkan.

Meski beberapa orang menyebut proses itu kejam atau tidak manusiawi, sulit untuk menyangkal bahwa ada sejumlah hidangan darah dan minuman darah di sini yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.

Festival darah ternak di Nepal

Darah mungkin sudah dijadikan bahan banyak hidangan di beberapa negara setiap saat, tetapi di Nepal, ada satu waktu dalam setahun untuk mengonsumsinya. Ya, setiap November, ratusan ribu ternak disembelih dalam festival darah untuk menghormati Dewi Gadhimai, dan mereka meminum darah hewan yang disembelih tersebut.

Dalam festival serupa di dataran tinggi Nepal, para biarawan minum darah dari pembuluh darah hewan hidup sebelum melepaskannya. Secara tradisional, darah harus diminum mentah, selagi masih panas.

Minum darah langsung dari sumbernya di Afrika

Suku Maasai di Afrika memiliki catatan khusus dalam daftar ini karena mereka minum dan makan darah tanpa benar-benar membunuh hewan-hewan tersebut. Maasai menggunakan ternak sebagai sarana utama untuk bertahan hidup.

Karena itu, mereka tidak benar-benar ingin membunuh hewan ternak terlalu cepat, dan sebagai gantinya mencoba untuk mendapatkan susu, bulu hingga darah sambil menjaganya tetap hidup dan berkembang.

Suku ini meyakini minum darah membuat tubuh sehat dan kebiasaan itu masih dipraktikkan hingga kini. Beberapa dari mereka bahkan minum darah segar, mentah, langsung dari urat sapi atau dicampur dengan sedikit susu.

Makan sup darah dalam tradisi pasukan Sparta

Darah telah menjadi bahan penting dalam hidangan sejak zaman kuno. Secara khusus, pasukan Sparta kuno menggunakannya sebagai bahan untuk sup hitam atau kaldu hitam.

Mereka percaya bahwa darah memberi mereka tenaga dan kekuatan sebelum bertempur. Meskipun resep berbahan dasar darah masih digunakan di Yunani hingga hari ini, tidak ada resep rinci dari sup tersebut yang tersisa.

Darah untuk kaldu mi di Thailand

Darah di Thailand biasa ditambahkan ke kaldu untuk membuatnya lebih kental dan asin, daging menjadi padat dan membuat warna dalam kuah mi jadi berbeda dan tetap utuh. Hidangan mi perahu Thailand sering menggunakan darah babi atau sapi untuk membumbui kaldu.

Jika Anda bepergian ke luar negeri dan mendapatkan hidangan mi dengan kuah kaldu gelap, kental atau hitam, itu mungkin layak ditanyakan, mungkin saja menggunakan darah.