Serunya Anak-anak Down Syndrome Berolahraga
- VIVA/Rintan Puspitasari
VIVA – Anak-anak dengan down syndrome juga bisa berperilaku sama seperti anak pada umumnya. Mereka menggelar pentas seni dan olah raga bersama pada Minggu pagi, 25 Maret 2018, untuk memperingati Hari Down Syndrome Dunia, yang jatuh pada tanggal 21 Maret.
Persatuan Orang Tua Dengan Down Syndrome (POTADS) ingin meningkatkan kesadaran masyarakat atas keberadaan mereka.
"Kita pengin membuat public awareness di masyarakat. Apa, sih anak down syndrome dan mereka bisa berkarya, baik olah raga, seni. Kami juga ingin memberi tahu publik mereka memang anak down syndrome, tapi tolong diakui dan sama seperti anak normal," kata Sri Handayani, Ketua Umum POTADS di area Car Free Day Sudirman, Pintu I Gelora Senayan, Jakarta Pusat.
Bukan hanya masyarakat umum yang harus ditingkatkan kesadarannya atas keberadaan anak-anak down syndrome, bahkan mereka yang ada di bidang kesehatan. Tidak semua rumah sakit mengetahui ciri-ciri anak dengan down syndrome.
"Mungkin di masyarakat belum terlalu tahu down syndrome apa, dan maaf mereka pikir penyakit menular, orang gila, padahal beda sekali apa yang dipikirkan mereka," ujarnya.
Lebih lanjut Sri mengatakan, "Salah satu tantangan rumah sakit, dokter, tidak semua memahami ciri-ciri anak down syndrome, walaupun petugas kesehatan. Memang ada beberapa rumah sakit tahu, tapi tidak semua rumah sakit."
Karena itu sosialisasi down syndrome dilakukan di banyak tempat, seperti sekolah, puskesmas, posyandu, hingga rumah sakit. Acara yang digelar di car free day pintu I Gelora Senayan diikuti sekitar 800 orang dengan berbagai kegiatan, dari senam hingga penampilan musik dari HiVi.
Sebagai informasi, down syndrome merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang berdampak pada keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental anak. Kata down berasal dari nama orang yang pertama kali mendeskripsikan karakter gangguan ini, yaitu Dr. John Langson Down pada tahun 1866.