Peternak Bule Berbagi Ilmu, Peternak dan Sapi Jadi Happy

Usaha peternakan sapi perah nasional.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Jumlah produksi susu nasional yang sempat tak cukup memenuhi kebutuhan lokal membuat Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 26 tahun 2017 tentang Penyediaan dan Peredaran Susu.

Sejalan dengan program pemerintah tersebut, PT.Frisian Flag Indonesia (FFI) sejak tahun 2013 menjalankan program Farmer2Farmer. Sebuah program yang dilakukan untuk mendorong peternak sapi perah lokal untuk menerapkan praktik peternakan sapi perah yang baik atau GDFP (Good Dairy Farming Practices) secara konsisten dan berkelanjutan.

"Output yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan populasi sapi perah, produksi susu segar dalam negeri, peningkatan kualitas susu dalam negeri. Kemitraan dilaksanakan dengan mengedepankan aspek saling ketergantungan dan menguntungkan dari kemitraan. Program Farmer2Farmer bisa jadi contoh model kemitraan," kata I Ketut Diamitra, Dirjen PKH Kementrian Peternakan di KUTT Suka Makmur, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu, 28 Februari 2018.

Program ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi susu masyarakat Indonesia. Apalagi dalam program tersebut ada serangkaian pelatihan intensif serta pendampingan dan pemantauan, dengan mengundang tiga peternak sapi sukses dari Belanda, Paul Sinnige, Adinda Roerink, dan Minne Holtrop.

Mereka menjadi mentor di daerah Lembang dan Pangalengan, Jawa Barat serta Pasuruan dan dua cakupan baru yaitu Blitar dan Tulungagung di Jawa Timur.

"Setelah mendapat tanggapan positif dari peserta F2F di Pasuruan tahun sebelumnya, kami memutuskan memperluas ke daerah lain, yaitu Blitar dan Tulungagung. Kami melihat potensi luar biasa di Jawa Timur, terutama di dua kabupaten ini, sehingga memulai inisiatif F2F," kata Akhmad Sawaldi, DDP Manager and FDOV Project Frisian Flag Indonesia.

Implementasi F2F sendiri telah menghasilkan pertumbuhan bisnis yang positif bagi para peserta. Sebagian besar bisnis peternakan peserta tercatat mengalami pertumbuhan dalam beberapa bulan setelah mereka mulai menerapkan praktik peternakan sapi perah yang baik.

"Awalnya saya cukup enggan untuk mengubah kebiasaan dan rutinitas saya sehari-hari dalam beternak. Tapi FFI dan peternak Belanda yang melatih saya, mendorong untuk mulai menerapkan praktik peternakan sapi perah yang baik," kata Yudi Purwanto, peternak sapi asal Pasuruan.