Kurang Mancung, Orang Asia Paling Sering Filler Hidung
- VIVA.co.id/Bimo Aria Fundrika
VIVA – Bentuk wajah pada tiap individu, tentunya berbeda. Orang Asia, secara umum memiliki hidung yang tidak setinggi, atau semancung orang Eropa dan Amerika. Hal ini yang memicu orang Asia, memilih suntik filler untuk mengubah bentuk hidungnya tersebut.
Suntik filler mulai populer sejak digunakan oleh para selebriti, salah satunya bintang reality show AS, Kylie Jenner. Di Asia, suntik filler juga turut digemari untuk mengubah bentuk hidung agar lebih ideal.
"Kebanyakan hidung orang di Asia, tidak terlalu mancung. Mereka ingin memancungkan hidung tapi tanpa bedah, maka dipilih filler. Dia aman dan bisa diserap oleh tubuh," ujar Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetika dr.Risa Crisanti,SpBP-RE, saat ditemui di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Bintaro, Jakarta, Jumat 12 Januari 2018.
Menurut Risa, suntik filler berbeda dengan pembedahan dengan memasang silikon. Bahaya hadirnya silikon di tubuh, bisa membuatnya menempel di beberapa jaringan tubuh.
"Kalau silikon berbahaya, karena bisa menempel di jaringan tubuh. Pada filler, cairannya aman dan bisa diterima tubuh, serta efeknya menambah volume dan pengencangan kulit. Komplikasi berbahaya pada filler terjadi kalau disuntik bukan dengan dokter yang berpengalaman," ucapnya.
Selain hidung, beberapa pilihan lain untuk filler pada orang Asia mencakup area kelopak mata. Menurut Risa, keinginan mata yang nampak lebih besar, menjadi pemicu tingginya permintaan filler di area tersebut.
"Ada yang datang, karena ingin membesarkan kelopak matanya atau memperbaiki area dahinya yang mulai cekung karena penuaan melalui filler. Selain itu, filler juga biasa digunakan di area dagu, pipi, serta bawah mulut untuk lebih mengencangkan,” katanya.