Kisah di Balik Cincin Tunangan Kate Middleton

VIVA – Kate Middleton selalu menarik perhatian, baik dengan busana yang dikenakan maupun penampilannya, termasuk cincin tunangan. Cincin safir berwarna biru itu menjadi salah satu cincin ikonik hingga hari ini.

Dan sudah banyak yang tahu bahwa cincin itu memiliki tempat di hati keluarga kerajaan. Cincin itu awalnya adalah milik Putri Diana yang diberikan kepada Duchess of Cambridge oleh Pangeran William ketika melamarnya di Kenya, Afrika pada 2010.

Dikutip dari Huffington Post, Jumat, 3 November 2017, Pangeran William mengatakan bahwa memberikan cincin itu kepada Kate adalah salah satu cara memastikan mendiang ibunya ikut merasakan kebahagiaan mereka. Sementara itu, rumor menyebutkan bahwa Pangeran Harry yang seharusnya menerima cincin ibu mereka.

Inspirasi cincin yang saat ini harganya diperkirakan sekitar Rp6,75 miliar itu pun memiliki kisah yang panjang. Bermula pada 1840, Pangeran Albert ingin menciptakan sesuatu yang istimewa untuk tunangannya, Ratu Victoria.

Menurut Vogue, sang pangeran menugaskan rumah perhiasan ternama asal Inggris, Garrad, untuk membuat bros safir biru dengan berlian untuk mempelai wanita, yang pada akhirnya menjadi perhiasan favorit sang ratu.

Direktur Kreatif Garrad, Sarah Prentice mengatakan bahwa Victoria sangat menyukai bros itu, sehingga memutuskan untuk memakainya di hari pernikahan di bagian depan gaun. "Dia mengenakannya sampai Pangeran Albert meninggal pada 1861, dan menjadikan bros itu menjadi salah satu pusaka keluarga kerajaan," katanya.

Dan Ratu Elizabeth kemudian mewarisi bros tersebut, memakainya di bawah bahunya pada sejumlah acara kerajaan selama bertahun-tahun, seperti pesta kebun, acara kerajaan, pertemuan dengan presiden Amerika dan acara lainnya.

Hingga tiba saatnya Pangeran Charles melamar Diana, pasangan itu akhirnya memilih cincin safir dan berlian Marguerite dari Garrad, sebuah desain yang hampir identik dengan bros biru milik kerajaan pada abad ke-19, yang kini tersemat di jari manis kiri Duchess of Cambridge. (art)