Hijab Cosplay Jadi Fenomena Baru
- Reuters/Lai Seng Sin
VIVA.co.id – Tren cosplay atau memakai kostum ala karakter dalam film animasi, komik dan video games sudah ada sejak beberapa tahun terakhir ini. Bahkan, hobi tersebut telah diikuti kalangan wanita muslim berhijab.
Hijab cosplay telah menjadi sebuah fenomena baru yang muncul dan makin berkembang secara luas di kalangan masyarakat Muslim seluruh dunia. Ini membuktikan bahwa mengenakan busana muslim tak menjadi halangan bagi mereka untuk berpenampilan kreatif seperti karakter dunia fiktif yang ditirunya.
Salah satunya adalah desainer Indonesia dan juga cosplayer, Sind Yanti yang meniru penampilan Cinderella dengan gaun biru dan hijab berwarna kuning. "Menggunakan hijab seharusnya tidak menjadi halangan. Kita bebas untuk menjadi kreatif," kata wanita berusia 24 tahun tersebut, seperti dilansir dari Reuters, Jumat, 21 Juli 2017.
Yanti adalah salah satu wanita muslim di Asia Tenggara yang berpartisipasi meramaikan tren cosplay di kalangan hijabers. Soal kostum cosplay, dia kerap terinspirasi karakter Disney dan anime Jepang, dengan mendesain hijabnya menyerupai rambut atau penutup kepala.
Dia membuat kostum cosplay dengan biaya antara Rp250 ribu hingga Rp500 ribu per potong. Selain Yanti, banyak wanita muslim lain di dunia yang gemar mengenakan kostum cosplay.
Bahkan Malaysia menggelar acara cosplay untuk para hijabers, beberapa waktu lalu. Banyak wanita muda mengenakan kostum pahlawan super hingga putri kerajaan menghadiri acara cosplay yang digelar di Kuala Lumpur tersebut.
Di antara cosplayer itu, hadir seorang mahasiswi film berusia 20 tahun bernama Nusyamimi Minhalia. Dia mengenakan hijab warna hitam yang kedua sisinya dibentuk seperti sebuah cepol dan diberi pita besar. Nursyamimi sebelumnya tidak mengenakan hijab ketika mulai tertarik dengan cosplay pada 2012 lalu, namun akhirnya dia terinspirasi untuk mengenakannya.
"Ini cukup menantang. Biasanya saya memilih karakter yang menutupi sebagian besar tubuh saya, sehingga lebih mudah untuk memakainya dalam gaya Muslimah," kata dia.
Sementara Sharifah Maznah Syed Mohd, ibu dari seorang cosplayer mengatakan, bahwa hobi tersebut dapat diterima asalkan para cosplayer tidak menentang batas-batas agama sebagai seorang Muslim. Soal itu, Yanti mengatakan bahwa hobinya tidak mempengaruhinya dalam berbusana muslim.
"Jika saya melepas hijab karena cosplay, saya akan menyesal," ujarnya. (mus)