Mengenal Karakteristik Batik Pesisir Pekalongan
- Linda Hasibuan / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pesona batik Tanah Air memang tidak ada duanya. Batik yang dibawa dari Tanah Jawa kini telah banyak bertransformasi.
Salah satu dari batik tersebut adalah batik Pekalongan atau biasa disebut batik pesisir. Batik Pekalongan kini telah berkembang dan mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan dan permintaan konsumen.
Motif dari batik Pekalongan tentunya berbeda dari batik lainnya. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna dan tidak terikat dengan aturan keraton.
"Batik Pekalongan itu memiliki motif dan warna yang lebih kaya tetapi juga memiliki nilai filosofi. Adapun motif tersebut seperti tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya," ujar Nita Kenzo, Ketua Yayasan Batik Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 23 Mei 2017.
Dia menuturkan, bahwa batik pekalongan berbeda dengan batik Solo atau Yogyakarta. Batik Pekalongan memiliki corak motif yang dipengaruhi oleh budaya Cina sebagai kebudayaan leluhur.
Adapun beberapa pilihan ragam hiasnya, meliputi bunga persik, bunga mawar, sulur daun, sulur pandan, dan teratai yang menjadi ragam hias jenis flora yang sebagian besar menjadi obyek utama batik pesisir. Kemudian, untuk ragam hias flora, seperti bentuk burung pipit, burung merak, ular dan kupu-kupu.
Untuk proses pembuatan batik pekalongan sangat bervariasi, yakni sekitar satu sampai enam bulan, tergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksnya komposisi warna. Harga juga bervariasi antara Rp1 juta sampai Rp6 juta.
"Tentunya motif dari batik Pekalongan sangatlah berbeda dari batik Keraton atau Yogyakarta. Batik itu cenderung dipengaruhi budaya Cina dengan ragam hias, seperti bunga persik, bunga rose, sulur daun, sulur pandan, dan teratai." (mus)