Akulturasi Batik Kontemporer Cirebonan Bergaya Tionghoa

Arkamaya by Danny Satriadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Kehebatan desainer Indonesia dalam mengolah kain Nusantara memang tak perlu diragukan. Dan, salah satu yang terlihat konsisten dengan hal tersebut adalah Danny Satriadi.

Lewat brand Arkamaya, Danny memfokuskan diri mengolah kain Indonesia, seperti tenun dan batik. Belum lama ini sang perancang pun menampilkan koleksi terbaru di ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) bertajuk Valiant.

Tema yang diusung tersebut terinspirasi oleh dinasti Zhou pada saat di bawah kepemimpinan Wu Zetian pada tahun 690-705. Dari era tersebut masyarakatnya memiliki gaya busana yang unik dan bertumpuk sehingga sang perancang pun menciptakan siluet yang serupa.

Arkamaya by Danny Satriadi ini mengeluarkan 35 looks yang dibagi menjadi empat sequence untuk koleksi Spring-Summer 2018. Beberapa koleksi yang ditampilkan adalah busana pria dan wanita.

"Pada koleksi ini saya menampilkan tema Valiant yang terinspirasi oleh pemerintahan kaisar Wu Zetian. Ada 35 looks yang saya tampilkan," ujar Danny Satriadi di kawasan Jakarta Utara, Senin 24 April 2017.

Dia menuturkan bahwa busana yang ditampilkan tersebut menyatukan batik cap dan motif kontemporer Cirebonan dan kain digital printing. Dalam koleksinya, ada pula permainan teknik bordir dan patchwork serta penggunaan aplikasi berupa pita dan kancing yang menguatkan gaya Tionghoa.

Untuk warna-warnanya, Danny memilih warna pastel yang menghiasi sequence pertama seperti hijau pastel, beralih menjadi pink dan peach pastel pada sequence kedua. Kemudian untuk sequence ketiga didominasi oleh baby blue dan pada sequence keempat warna navy.

"Kali ini saya memilih warna pastel yang dibagi menjadi empat sequence. Tidak lupa aplikasi pita dan kancing juga dihadirkan serta teknik bordir dan patchwork," ucapnya. (one)