Sejarah Piring Selampad, Motif Batik Langka dari Cirebon

Batik motif piring selampad
Sumber :
  • Adinda Permatasari/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Piring selampad termasuk dalam motif batik pesisiran dari Cirebon. Ide awalnya berasal dari susunan piring porselen China yang dipakai sebagai hiasan dinding Astana Gunung Jati dari Keraton.

Batik pesisiran mendapat banyak masukkan pengaruh budaya dari luar mengingat pada abad ke-16, Cirebon merupakan pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari Timur Tengah dan China.

Jika dirunut, piring selampad telah hadir sejak ratusan tahun lalu, tapi entah mengapa keberadaan batik ini semakin hilang termakan zaman.

Bagi kolektor dan pencinta batik, Agnes Pinnar, piring selampad memiliki filosofi yang sangat mendalam. Seperti halnya seniman, pembatik pun dalam setiap karyanya terdapat passion.

"Bagi saya piring selampad adalah perjalanan batin, ziarah batin, di mana piring selampad adalah sumber kehidupan yang selalu ingin dibagikan kepada teman. Seperti piring yang menjadi tempat makan, makanan adalah sumber kehidupan," kata Agnes saat acara Metamorfosa Piring Selampad di Galeri Alun Alun Indonesia Grand Indonesia, Jakarta, Rabu malam, 23 Februari 2017.

Piring selampad, lanjut Agnes, merupakan alas makan untuk meletakkan makanan terbaik di atasnya. Karena itu, ketika kaisar-kaisar China memberikan piring porselan sebagai hadiah kepada raja di Cirebon, itu bukanlah piring sembarangan.

Batik pada zaman dahulu juga dijadikan sebagai penanda peristiwa. Begitu pula dengan piring selampad. Agnes menuturkan, ketika kaisar-kaisar China datang ke Kerajaan Cirebon, para pembatik lokal memberikan tanda atau bentuk khas dari tamu yang datang.

"Fenomena pedagang dan kaisar China datang bawa hadiah kemudian mereka melukis piring selampad dalam batik," kata Agnes.

Baginya, piring selampad bukan sekadar penanda peristiwa, tapi juga ziarah batin bagi pembuatnya karena di dalamnya ada interaksi antara pembatik dengan piring selampad.