Keaslian Produk Jadi Alasan Orang Takut Belanja Online
- Pixabay/Gregor
VIVA.co.id – Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet paling banyak di dunia. Tahun 2016 ini saja, lewat survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mencatat sebanyak 132,7 juta atau setengah dari orang Indonesia telah terhubung ke internet.
Meski demikian, hal ini tidak berbanding lurus dengan kepercayaan pengguna internet di Indonesia dalam hal melakukan belanja secara online atau melalui internet. Menurut, Anthony Fung, CEO Zalora Indonesia, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih takut atau ragunya pengguna internet di Indonesia untuk berbelanja secara online.
Menurut data yang berhasil di kumpulkan oleh Zalora, sekitar 70 persen orang Indonesia ragu berbelanja online terkait dengan keaslian dan kualitas produk yang dijual.
"Banyak dari mereka berpikir bahwa produknya palsu atau tidak asli jadi menambah ketakutan untuk belanja," kata dia saat ditemui di Akira Back, Setia Budi, Jakarta Pusat, Selasa 29 November 2016.
Anthony sendiri mengklaim bahwa pihaknya selalu memastikan keaslian dan kualitas dari produk yang dipasarkan melalui platformnya. Ia mengatakan tidak ada toleransi untuk produk palsu.
Sementara itu, alasan lain yang menempati faktor selanjutnya ialah dalam hal sistem pembayaran. Masih banyak yang menganggap sulit melakukan pembayaran saat belanja online.
"Mereka takut tentang pembayaran, mereka takut akun rekening mereka di hack dan sebagainya," tambah dia.
Untuk itu, beberapa platform jual beli online juga menawarkan jasa Cash on Delivery (COD) atau melakukan pembayaran saat barang diantar untuk mempermudah belanja.
Di samping itu, ketika terjadi kesalahan baik dalam pemesanan maupun pengiriman, beberapa juga masih menganggap kesulitan untuk mengembalikan barang yang sudah dibeli. Bahkan beberapa ada yang tidak bisa ditukar atau di kembalikan.
Isu keamanan data pribadi juga menjadi persoalan tersendiri. Ketika belanja melalui online, memang dibutuhkan beberapa data pribadi untuk melakukan verifikasi dan juga pengiriman. Namun ada beberapa yang masih menyangsikan bahwa keamanan data pribadinya terjaga, dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan lain.