Pertama Kali, Transpuan Lolos ke Ajang Miss Universe

Rikkie Kollé, Miss Universe Transpuan Pertama dari Belanda
Sumber :
  • IG @rikkievaleriekolle

JAKARTA – Gelaran Miss Universe 2023 semakin memukau dengan keberagaman kontestannya. Menepati janji untuk menjadi ajang yang lebih inklusif, Miss Universe ke-71 ini menyaksikan partisipasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk pertama kalinya, ajang ini diikuti oleh dua kontestan transpuan, dua ibu, dan seorang model plus sized.

Dalam babak penyisihan yang berlangsung di El Salvador, dua figur historis muncul: Marina Machete dari Portugal dan Rikkie Kollé dari Belanda. Keduanya menjadi transpuan pertama yang mewakili negara mereka di kontes kecantikan global ini. Rikkie Kollé, model sekaligus aktivis gender, telah memenangkan gelar Miss Universe Belanda pada Juli lalu. Melalui akun Instagramnya, ia menyampaikan pesan cinta dan harapan untuk kekuatan bersama. Scroll lebih lanjut ya.

Aku melihat kalian semua, aku mencintai kalian semua. Dan saya harap kita bisa tetap kuat bersama,” tulisnya.

Marina Machete, pramugari berusia 23 tahun, mengungkapkan tekadnya menggunakan status ratu kecantikan untuk mengubah persepsi publik terhadap transpuan. Dengan pengalaman pribadinya, ia berbicara tentang tantangan yang dihadapi oleh kaum transpuan.

Perubahan aturan juga memungkinkan partisipasi Michelle Cohn dari Guatemala dan Camila Avella dari Kolombia sebagai perempuan menikah dan ibu yang pertama kali ikut serta dalam Miss Universe. Sebelumnya, kompetisi ini terbatas hanya pada perempuan lajang yang belum menikah dan tidak memiliki anak, dengan persyaratan fisik tertentu.

Jane Dipika Garrett dari Nepal juga mencatatkan namanya sebagai model plus sized pertama yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Berusia 22 tahun, ia mengadvokasi body positivity, kesehatan mental, dan kesadaran akan masalah hormonal.

Marina Machete, Miss Universe Transpuan Pertama dari Portugal

Photo :
  • IG @marinamachetereis

Menambah keunikan, Miss Universe 2023 juga menandai kehadiran pertama kontestan dari Pakistan, Erica Robin, yang menarik perhatian dengan pilihan berkaftan di sesi pakaian renang. Partisipasinya, yang ironisnya menuai pro dan kontra di negara asalnya, menandai langkah baru dalam dialog budaya dan inklusivitas global.