Mengenal Kain Tenun Tanimbar, Dipakai Mikha Tambayong saat Fashion Show di Istana Berbatik
- Tangkapan Layar
JAKARTA – Aktris Mikha Tambayong tampil begitu cantik mengenakan busana batik di fashion show Istana Berbatik yang digelar pada Minggu 1 Oktober 2023 dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional.
Mikha Tambayong berjalan bersama Luna Maya di catwalk sepanjang 150 meter. Mereka bahkan bergandengan tangan dan memakai busana batik dengan warna ungu yang senada. Scroll lebih lanjut ya.
Lewat unggahan di Instagram story, Mikha Tambayong membagikan ulang potret dirinya memakai busana batik yang merupakan campuran dari tenun Tanimbar Maluku dan Makassar.
"Kawin campur tenun Tanimbar Maluku dan tenun sutera Makassar. A Little story from my pretty deksis @miktambayong," tulis akun @imeldaimew di Instagram story dikutip Selasa 2 Oktober 2023.
Busana yang dikenakan oleh Mikha Tambayong tersebut didominasi oleh nuansa warna ungu dan putih. Penampilannya juga dilengkapi dengan sepatu heels berwarna senada.
Kain tenun Tanimbar Maluku yang dipakai oleh Mikha Tambayong merupakan salah satu jenis kain tenun yang cukup terkenal dan memiliki sejarah yang panjang. Seperti dilansir dari jurnal Kemendikbudristek, sejak jaman dahulu masyarakat daerah Tanimbar sudah mempelajari cara menenun.
Terutama para penduduk wanita, mereka awalnya memakai daun lontar untuk menenun dengan cara membersihkan serat-serat daunnya untuk kemudian dianyam menyerupai bentuk kain yang dipakai untuk menutup tubuh mereka.
Selain untuk pakaian sehari-hari, kain tenun Tanimbar juga dipakai saat acara-acara adat seperti pada saat orang mati, keluarga dari orang yang meninggal harus membawa kain tenun, baik dari pihak orangtua sendiri, saudara kandung , keluarga dari pihak bapak atau keluarga dari pihak ibu. Begitu juga dalam acara pernikahan maupun upacara adat lainnya.
Kain tenun ini bisa ditemukan hampir pada semua desa di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan motif yang berbeda di masing-masing desa. Pada umumnya, kain ini bisa didapatkan di semua daerah Provinsi Maluku.
Pewarnaan kain tenun Tanimbar ini memakai bahan-bahan dari alam atau di sekitar lingkungan hidup masyarakat. Dulunya, hanya ada tiga warna untuk kain tenun ini yaitu hitam, kuning, dan merah. Warna hitam didapatkan dari daun taru, warna kuning dari kulit pohon bengkudu, sedangkan warna merah didapat dari kulit pohon tongke atau mangrove.
Motif yang dihasilkan dalam kain tenun Tanimbar juga terinspirasi dari lingkungan di sekitar. Ada motif flora dan fauna seperti motif binatang anjing, ulat, cicak, ikan, daun-daunan, pohon, dan lainnya.
Ada juga motif makhluk hidup seperti manusia yang sedang beraktivitas misalnya sedang berperang, motif anak panak yang melambangkan peperangan, dan banyak lainnya.
Memakai kain tenun Tanimbar layaknya masyarakat lokal adah dengan mengeratkan kain dengan tali pinggang pada bagian depan kelebihan kain dilipat dobel agar dibagian depan terdapat lekukan tetapi bagian belakang terlihat kencang. Pada salah satu atau kedua lengannya, bagian atas diikatkan hiasan dari kulit kerang dan sejenisnya yang disebut sislau.