Tips Hadapi Teman Kantor atau Pasangan yang Toxic
- Pexels
VIVA Lifestyle - Di dalam kehidupan ini pasti kamu menemui orang-orang yang memiliki sifat tidak menyenangkan, seperti manipulatif, penuh dengan drama dan sering berpikiran negatif. Karakter tersebut seringkali didapati pada orang-orang yang toxic, dan pastinya kamu pernah ya berhadapan dengan orang-orang yang toxic dalam lingkunganmu entah di lingkungan pertemanan, kantor bahkan di lingkungan keluarga.
Namun sebagai manusia sosial, kita harus tetap bertemu dengan orang tersebut. Lantas bagaimana tips kita menghadapi toxic people? Berikut ini tips dari Spesialis Kejiwaan, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ seperti dalam tayangan Hidup Sehat TvOne, Jumat 21 Oktober 2022.
Diungkap Nova, untuk menghadapi toxic people sendiri harus dilakukan dengan dua pendekatan yakni eksternal dan internal. Untuk pendekatan eksternal, penting bagi setiap individu mengidentifikasi sebenarnya dirinya berurusan dengan siapa yang diidentifikasikan sebagai toxic people.
Misalnya, kata Nova kita mengidentifikasi toxic person itu adalah teman kantor.
"Kita bisa menghindar tapi sampai kapan, atau berharap ada sarana untuk melakukan curhat, bisa lakukan konsultasi langsung. Ada kalanya kita harus mengambil keputusan berat dalam hidup kalau seorang yang toxic person bisa dengan santai, dengan damainya bisa berada di lingkungan tempat kerja, itu bisa jadi toxic environment rasanya worth it apakah saya perlu bertahan walaupun berat tapi berhenti dari situ pilihan yang tidak terlalu buruk," kata dia.
Selain itu, kata Nova kita juga harus mengidentifikasi juga apakah toxic person in pasangan, kalau toxic person itu adalah pacar kita tidak masalah jika kita memutuskan untuk putus. Namun jika toxic person itu adalah suami atau istri maka perlu dipertimbangkan untuk ke konsultasi pernikahan tapi kalau ada kekerasan perlu dipikirkan untuk melaporkan
Kedua dari internal, pada saat kita berhasil melepaskan diri dari toxic person maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
-Selfcare ini tujuannya menyembuhkan diri sendiri.
"Karena kita sudah sedemikainnya diatur toxic person maka kita membutuhkan waktu membangun prioritas apa dari diri kita," ujar dia.
-Reconnect terhubung kembali
"Kalau kita pernah punya pasangan yang toxic person biasanya kita dibuat putus hubungan dengan saudara, atau teman yang suportif kita harus reconnect lagi," kata dia.
- Tidak tertutup kemungkinan untuk mencari dukungan profesional misalnya psikiater, psikolog. Dengan bicara ke profesional diharapkannya bisa memahami ada dinamika apa hubungannya dengan toxic person.
"Kemudian dari situ kalau dia keluar dari toxic relationship dan toxic person diharapkan dia bisa membangun kembali dua hal kepercayaan diri dan self esteem dia bisa siap membangun hubungan dengan yang lainnya sehingga ke depannya lebih sehat," kata Nova.