Mengenal Sejarah Batik Madura yang Eksotik
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Batik telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang mendunia. Batik pun kini telah menjadi salah satu fashion item yang kekinian. Bukan lagi menjadi pakaian yang hanya bisa digunakan pada acara-acara yang formal saja.
Nah, menjelang Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober mendatang, Pesona Batik Wastra Nusantara kembali digelar mulai 25 September hingga 6 Oktober 2019 mendatang.
Untuk pagelaran yang keempat, Pesona Batik Wastra Nusantara mengangkat tema eksotika Batik Madura. Tema ini diangkat karena cerita sejarah serta keunikan motif yang dimiliki oleh batik-batik dari Jawa Timur, khususnya Batik Madura.
Pekerjaan membatik di Madura pada mulanya dikerjakan di dalam pesantren-pesantren pada musim paceklik, serta sebagai pekerjaan sampingan para istri sambil menunggu suaminya pulang melaut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dan tidak memiliki lahan pertanian.
Pekerjaan membatik ini terus berkembang ketika ada sebagian masyarakat Madura memulai mendring atau membawa batik untuk dijual ke kota, dan mengambil keuntungan dari harga yang sudah ditetapkan oleh para pembatik.
Pada akhirnya kegiatan jual beli ini semakin berkembang pesat dengan dibukanya lapak-lapak batik di pasar-pasar tradisional
Batik Madura dikenal dengan warna-warna yang berani dan tegas, seperti merah, kuning, hijau serta biru. Dari segi motif, Batik Madura memiliki motif beragam yang terinspirasi dari bentuk tumbuhan, binatang, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatik sendiri, seperti motif ayam bekisar, gerbong keraton, karapan sapi dan lain sebagainya.
Kombinasi warna dan motif ini menjadi ciri khas Batik Madura yang menjadikannya unik dan berbeda dengan batik dari daerah lainnya.
Tommy L. selaku Center Director Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) mengatakan, saat ini masyarakat sudah semakin sadar untuk melestarikan Batik sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, namun belum banyak yang tau sejarah dan proses panjang di balik pembuatan batik, maupun filosofi yang terkandung dalam setiap motif batik yang unik dan berbeda-beda di setiap daerah.
“Seperti contohnya tahun ini kami mengangkat tema Eksotika Batik Madura, di mana batik dari daerah Madura ini dilukis oleh para pengrajin secara otentik, sehingga menghasilkan motif yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pengetahuan seperti inilah yang harus terus diberikan kepada masyarakat sehingga kain batik semakin diapresiasi oleh seluruh kalangan,” kata dia, dikutip dari rilis yang diterima VIVA, Kamis, 26 September 2019.
Selain itu, melalui event ini, pihaknya juga berharap agar batik bisa diterima di kalangan anak muda dan mereka dapat dengan bangga menggunakannya dalam gaya berpakaian sehari-hari yang lebih santai dan kasual, seperti contohnya memadukan batik dengan sneakers.
Dalam ‘Pesona Batik Wastra Nusantara’, akan ada pameran batik yang diikuti pengrajin dan UKM yang diselenggarakan di area koridor MKG 3-5. Selain itu ada parade Fashion Show Batik dari desainer kenamaan Indonesi, seperti Handy Hartono, Mahadevi, Danar Hadi dan masih banyak lagi lainnya yang diselenggarakan di area The Forum MKG 3 lantai dasar.
Pesona Batik Wastra Nusantara juga bekerja sama dengan content creator Andy Yanata dalam menggelar fashion show berbahan dasar Batik Madura di tanggal 28 September 2019. Kolaborasi ini diharapkan mampu membuat batik menjadi lebih tren di kalangan anak muda. (nsa)