Tips Menghindari Rugi saat Menjual Tas Preloved 

Tas branded preloved
Sumber :
  • instagram.com/irresistible.bazaar

VIVA – Dahulu memiliki barang second mungkin, terdengar kurang wah, karena sudah bekas dipakai orang lain. Namun, beberapa tahun terakhir, barang bekas pakai atau second tidak lagi demikian. Tidak mengherankan jika saat ini bisnis barang second atau bahasa kerennya barang preloved menjamur terutama untuk barang-barang fesyen.

Preloved untuk barang-barang fesyen bermerek menjadi alternatif bagi sebagian kalangan menengah ke atas untuk memonetisasi barang berharga merek yang sudah tidak terpakai lagi. Bisnis ini pun semakin hari semakin diminati dan banyak diburu lantaran cukup menjanjikan.

Bukan hanya dari sisi penjual karena bisa menghasilkan uang dari menjual barang yang tidak terpakai saja. Tetapi juga memudahkan para kolektor untuk mendapatkan koleksi barang yang sudah tidak ada di pasaran.  

"Bukan karena dia mau sosial climber atau semacamnya, karena barang preloved juga enggak murah. Tapi lebih karena ada beberapa kolektor yang mencari koleksi yang tidak keluar lagi. Ada beberapa yang prefer membeli preloved karena akan diputer akan dijual," kata Founder Irresistible Bazar & Irres Urban Bazar, Marisa Tambunan kepada VIVA saat ditemui dalam acara Irres Urban Bazar baru-baru ini.

Soal seberapa menguntungkan berbisnis barang preloved seperti tas bermerek, Marrisa menyebut semua itu bergantung pada kondisinya dan pada saat pemakaian. Maka dari itu, kata dia, sangat penting menjaga kondisinya tas dengan baik agar ketika ingin dijual masih memiliki nilai jual yang baik.

Selain dari kondisi, wanita berhijab ini juga menyebut beberapa kriteria yang membuat tas preloved memiliki harga jual kembali yang tinggi adalah jenis dari tas itu sendiri. Sebagai contoh tas Channel klasik, Hermes dan Louis Vuitton yang memiliki model tas abadi akan memiliki harga yang baik.

"Tapi soal harga itu bisa naik atau bahkan turun itu ditentukan pada demand kalau banyak otomatis harga bertahan. Tapi ada barang yang baru ternyata harganya mahal tapi barang preloved-nya orang gak suka modelnya bisa turun," jelas dia. (tsy)