Jadi Barber Tak Sekadar Jago Cukur Rambut Saja

Ilustrasi barber.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pertumbuhan barbershop di Indonesia begitu dinamis. Banyak barber baru bermunculan, tapi tak sedikit barber yang harus menyudahi perjalanannya. Meski begitu, industri barber Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.

Inilah yang mendorong Chief Company secara rutin menggelar Barberlyfe Indonesia. Di gelaran ketiga tahun ini, Barberlyfe Indonesia mengangkat tema Electrifying Experiments.

Menurut Director Chief Company Fatsi Anzani, eksperimen sangat diperlukan bagi barber untuk mendorong mereka menembus batas ke arah yang belum terpikirkan sebelumnya. Contohnya, Alan Beak dari Inggris yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu tata rambut yang ia pelajari hingga menemukan formula potong rambutnya sendiri yang unik.

Ada pula Yanto Sani, pendiri The Golden Rule Barber Co Singapura, yang menggabungkan musik dan potong rambut dalam sebuah pertunjukan live.

Karena itulah, Barberlyfe Indonesia diharapkan bisa menjadi platform edukasi dan wadah untuk membangun networking.

"Barbering itu sangat minim sarana belajar. Biasanya barber baru belajar dari YouTube, Instagram, atau satu sama lain saling mengajarkan, tapi enggak tahu yang kita lakukan itu sudah benar atau belum," ujar Marketing Director Chief Company Oky Andries saat talkshow Barberlyfe Indonesia di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Kamis, 11 April 2019.

Di sini para peserta bisa menggali ilmu dari para barber profesional lokal maupun internasional seperti Alan Beak dan Yanto Sani.

"Kami berharap acara ini mampu menginspirasi pelaku industri barber lain untuk melakukan eksperimen unik lain dalam bisnis mereka, bahkan mungkin lebih dari yang Chief Company, Yanto Sani dan Alan Beak lakukan," imbuh Oky.