Program Strategis Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Kementerian Perindustrian semakin gencar mewujudkan visi besar menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2020. Hal ini lantaran Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk Muslim terbanyak di dunia.
"Data statistik di tahun 2017, populasi Muslim di Indonesia sebesar 90 persen, dan kebutuhan fesyen dunia di tahun 2017 itu ada US$270 miliar dan akan meningkat menjadi US$351 miliar di tahun 2023," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Galeri Indonesia Kaya, Jumat, 14 Desember 2018.
Di sisi lain, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar sebagai kiblat fesyen Muslim di dunia. Hal ini terlihat dari peluang pasar domestik yang mencapai US$20 miliar atau menguasai 1,9 persen fesyen dunia dengan nilai ekspor US$13,29 miliar dan termasuk lima besar negara OKI eksportir fesyen Muslim.
Menurut Gati, itu menunjukkan peluang pasar fesyen Muslim global maupun domestik dan harus diisi oleh industri fesyen Muslim Tanah Air. Kondisi itu dapat meningkatkan kontribusi sektor fesyen Muslim bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Potensi ini harus diambil, jangan sampai pasar industri Muslim di Indonesia itu impor," kata dia.
Gati lebih lanjut menjelaskan, untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen Muslim dunia di 2020, pemerintah telah melakukan berbagai program strategis, yang akan dilakukan pada tahun depan. Misalnya, pendampingan sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) penjahit busana Muslim sebanyak 150 IKM di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Selain itu, melakukan bimbingan teknis dan bantuan alat bagi wirausaha baru (WUB) busana Muslim hingga capacity building bagi IKM yang existing.
"Pemerintah sudah lama melakukan banyak hal untuk mewujudkan visi itu mulai dari pelatihan hingga promosi, tapi itu enggak cukup karena banyak yang harus dilakukan,” ujarnya.
“Pemerintah terus melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur pendidikan dengan adanya pembukaan vokasi, sehingga di tahun 2020 seharusnya sudah siap," tuturnya. (art)