Keren, Bahan Baku Kosmetik Indonesia Siap Diekspor ke Luar Negeri

Produk-produk kosmetik Martha Tilaar.
Sumber :
  • Martha Tilaar

VIVA – Indonesia disebut-sebut sebagai negara yang memiliki kekayaan alam terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Namun, kekayaan alam yang jumlahnya sangat banyak itu belum dimanfaatkan secara optimal.

Salah satu contohnya, hampir 35 persen bahan baku yang digunakan untuk produksi kosmetik di dalam negeri merupakan bahan baku impor. Sangat disayangkan, padahal banyak bahan alami di Indonesia yang bisa dijadikan bahan baku kosmetik.

Itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, Bryan Tilaar. Hal tersebut pula yang membuat pihaknya sejak lama telah melakukan berbagai penelitian dan inovasi produk kosmetik baru memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

"Indonesia memiliki kekayaan alam terbesar kedua di dunia setelah Brasil, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Menjadi visi dan misi Martha Tilaar Group untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas hasil inovasi anak bangsa yang memiliki nilai ekonomi tinggi," ujar Bryan dalam siaran pers yang diterima VIVA, Kamis, 4 Oktober 2018.

Deputi Direktur Pemasaran PT Martina Berto Tbk, Kilala Tilaar juga mengatakan bahwa sejak perusahaan tersebut berdiri, salah satu unit bisnis dari Martha Tilaar Group itu telah berkomitmen untuk memanfaatkan kekayaan alam asli Indonesia.

"Konsistensi dan inovasi atas produk-produk kosmetik dilakukan dengan menggali kearifan budaya lokal dan meriset secara serius berbagai tanaman obat, kosmetik dan aromatik (TOKA), aneka buah dan bunga dan bahkan membudidayakan pengembangan tanaman-tanaman tersebut melalui Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) Martha Tilaar," ucap Kilala.

KaDO sendiri saat ini memiliki lebih dari 650 spesies tanaman TOKA. KaDO dimaksudkan bisa menjadi sarana untuk melestarikan ratusan spesies tadi dan juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pelatihan lingkungan dalam budidaya organik, proses pasca-panen untuk komunitas petani yang dibantu Martha Tilaar, serta tujuan pendidikan bagi siswa, dan mereka yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.

Untuk melengkapi fasilitas penelitian, KaDO juga telah dilengkapi dengan Klinik Herbal bersama dengan pabrik tanaman obat dan ekstrak (yang telah menerima sertifikasi CPOTB dan ISO-9001) yang terintegrasi di area yang sama.

Produk-produk baru telah dikembangkan, termasuk inovasi ekstrak buah Langsat dan bunga kembang sepatu (Hibiscus), yang digunakan sebagai formula produk Sariayu Putih Langsat, Ekstrak Cabai, Ekstrak Kemangi, Ekstrak Jambu biji, Ekstrak Meniran, Ekstrak Remujung, Ekstrak Pegagan, Ekstrak Jeruk Purut, Ekstrak Tebu, Ekstrak Manggis, Ekstrak Delima, Ekstrak Java Complex dan Ekstrak Oxi Complex.

Produk Kosmetik Indonesia Siap Diekspor

Baru-baru ini, PT Martina Berto juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Clariant, di mana salah satu isinya, pihak Clariant dengan jaringan internasional yang dimiliki akan memasarkan 12 produk inovatif dari PT Martina Berto.    

Kerja sama ini juga merupakan upaya mempromosikan ekspor produk-produk domestik dari Indonesia, untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Produk alami khususnya diyakini memiliki peluang bagus di pasar ekspor.

Karena itu, pemerintah berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan nilai ekspor dan investasi di sektor-sektor produktif seperti berbagai industri manufaktur.

Kolaborasi antara PT. Martina Berto, Tbk dan Clariant juga didasari oleh antusiasme kedua perusahaan untuk mengintensifkan pasar hilir dengan meningkatkan daya saing produk yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti.

Ada 12 bahan aktif alami untuk kosmetik yang diproduksi oleh PT. Martina Berto, Tbk yang akan diekspor ke Clariant, termasuk PLANTASENS®BERTO® OciMoist, GotuBright, CapsiBright, HystoBright, GuavoMoist, SteenoBright, CaneMoist dan PomeoBright.

Tak hanya itu, Martha Tilaar Innovation Center (MTIC), PT. Martina Berto, Tbk juga bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setiap 5 tahun sekali yang dimulai sejak tahun 2007 lalu rutin menyelenggarakan RISTEKDIKTI-MTIC Award.

Acara penghargaan tersebut diselenggarakan sebagai upaya memotivasi peneliti agar dapat memadukan pengetahuan leluhur, teknologi, sumber daya alam Indonesia dan consumer insight dalam kegiatan penelitiannya, serta meningkatkan kesadaran konsumen dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia khususnya di bidang kesehatan, obat tradisional dan kecantikan.

Melalui MTIC, mereka juga mengembangkan dan memproduksi bahan aktif alami yaitu Ekstrak Berto yang menggunakan hasil sumber daya alam Indonesia, baik untuk kebutuhan internal maupun untuk ekspor. Ini adalah upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

Pengembangan Ekstrak Berto merupakan buah pemikiran dan kerja keras Corporate Creative & Innovative Director, Kilala Tilaar, BS., BA., MBA., yang didukung oleh tim yang terdiri dari Maily, S Si, M. Biomed, Fransiska Devi Junardy, M.App.Sc., Erna Subroto, Ph.D, Yogo Suro Priyadi, S.Farm., Apt. dan Kepala Divisi Herbal, Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M. Clariant. Tim ini juga yang menjembatani terjalinnya kerja sama dengan perusahaan distribusi internasional, Clariant.