Lika-liku Sejarah Label Kate Spade hingga Kini

Tas-tas label Kate Spade New York
Sumber :
  • Instagram Kate Spade

VIVA – Kabar duka datang dari industri mode dunia. Pendiri label tas Kate Spade New York, Katherine Brosnahan Spade ditemukan meninggal dunia di apartemennya di Park Avenue, Manhattan, New York, Selasa, 5 Juni 2018.

Pihak kepolisian mengindentifikasikan Kate tewas karena bunuh diri. Desainer fesyen berusia 55 tahun itu meninggalkan catatan kematian untuk putri semata wayangnya.

Sebelum mengakhiri hidupnya, Kate diketahui telah menderita depresi selama bertahun-tahun karena masalah rumah tangga. Dan kepergiannya yang tiba-tiba menimbulkan duka mendalam di industri mode dunia.

Di dunia fesyen, Kate telah memberikan dampak yang cukup besar. Dia melahirkan tas minimalis namun trendi dan ikonik. Dikutip dari New York Times, Kate Spade adalah dinamo mode yang mengubah kemewahan dengan harga terjangkau menjadi merek Amerika terkemuka, namun dia melepaskannya sebelum menjadi raksasa komersial.

Awalnya, label tas yang diambil sesuai namanya, dikenal untuk tas simpel yang colorful namun akhirnya berkembang menjadi merek gaya hidup yang meliputi furnitur, perlengkapan bayi, dan sepatu kets. Kate melepas perusahaannya lebih dari satu dekade lalu dan membuat label baru, Frances Valentine sebelum kematiannya.

Soal label Kate Spade, dia memulai membangun bersama dengan kekasihnya pada Januari 1993. Kate yang baru berhenti dari pekerjaannya sebagai editor majalah Mademoiselle, memulai perusahaannya dengan bantuan Andy Spade, yang akhirnya menjadi suaminya.

Mereka yang bertemu di Arizona State University, menyisihkan uang pensiun Andy sekitar US$35 ribu ke dalam bisnis tersebut. Ada enam dompet yang dirilis, termasuk dompet dari kain goni pada awal produksi. Pada tahun 1996, Kate membuka toko di SoHo, dan pada tahun 1998, perusahaan berhasil membukukan pendapatan US$28 juta per tahun.

Namun pada Februari 1999, Kate menjual 56 persen saham perusahaan kepada departemen store kelas atas Neiman Marcus dengan nilai hampir US$34 juta. Label ini menghabiskan beberapa tahun ke depan dengan melakukan ekspansi ke kategori ritel lainnya, seperti peralatan bayi, pakaian, perhiasan. Di sisi lain, perusahaan menghadapi kritikan bahwa mereka membuat tas di bawah standar.

Kemudian pada Oktober 2006, Neiman Marcus membeli sisa saham Kate Spade. Tak lama, Neiman menjual seluruh saham Kate Spade seharga US$124 juta kepada Liz Claiborne, seorang penjual pakaian yang mengakuisisi Juicy Couture dan Lucky Brand Jeans.

Pada tahun 2007, Kate meninggalkan label yang didirikannya. Padahal, saat itu perusahaan telah menghasilkan pendapatan lebih dari US$80 juta per tahun.

Pada Januari 2014, Liz Claiborne, mengubah nama perusahaan menjadi Kate Spade & Co. Namun pada Mei 2017, Coach membeli Kate Spade & Co senilai US$2,4 miliar. Saat ini, beberapa cabang Kate Spade seperti Kate Spade Saturday dan Jack Spade telah ditutup.

Sementara pada tahun 2016, Kate dan dua mitranya memutuskan membangun perusahaan baru bernama Frances Valentine. Perusahaan baru ini juga menjual tas tangan, alas kaki, dan aksesori secara online dan melalui retailer Bloomingdale dan Nordstrom.

Kate pun mengubah namanya menjadi Kate Valentine sebagai bentuk dukungan pada label fesyen terbarunya tersebut. Dan setelah seperempat abad usia label itu, pendirinya pergi dengan cara tragis. Website resmi Kate Spade pun dihiasi warna hitam di bagian depan dengan kalimat duka cita atas meninggalnya pendiri dan desainer label tersebut. (ase)