Pakai Perhiasan Tradisional Juga Bisa Tampil Kekinian
- VIVA.co.id/Adinda
VIVA – Indonesia tidak diragukan lagi kekayaan budayanya. Mulai dari makanan, pakaian, hingga perhiasan, Indonesia memiliki perjalanan budaya yang begitu kental di semua bidang itu. Dan, kekayaan inilah yang menginspirasi Samuel Wattimena untuk mengkreasikan Koleksi Perhiasan Nusantara.
Bekerja sama dengan The Palace Jeweler, Samuel mengangkat garis-garis unik desain perhiasan dari berbagai sudut Indonesia menjadi lebih modern dan sesuai untuk anak muda.
"Menurut saya perhiasan Nusantara punya kekayaan yang bisa dieksplorasi lebih jauh. Melalui eksplorasi ini saya menargetkan generasi muda, mereka seringkali melihat perhiasan tradisional itu berat untuk digunakan, padahal perhiasan tradisional tetap bisa ringan dipakai, tidak hanya kebaya," ujar Samuel saat peluncuran Koleksi Perhiasan Nusantara di The Dharmawangsa, Jakarta, Kamis 19 April 2018.
Dalam menciptakan koleksi yang dibagi menjadi tiga seri ini, Samuel mendapatkan inspirasi dari perhiasan Indonesia yang ada di bagian Barat hingga Timur. Perhiasan dari Indonesia barat dimasukkan ke dalam seri Nusa, Indonesia tengah dalam seri Anta, dan Indonesia Timur dalam seri Tara.
Seri Nusa, jelas Samuel, mengambil inspirasi dari siluet perhiasan pending. Dari sketsa perhiasan asli, kemudian ia eksplorasi dengan menambah berlian tanpa meninggalkan ukiran dan desain tradisional yang sudah ada.
Sedangkan seri Anta diambil dari siluet perhiasan di daerah Mamoli, Sumba, Taka, dan Marangga. Ide dasar pembuatannya sama dengan seri Nusa. Menurut Samuel, untuk memasarkan perhiasan Nusantara ini ke kalangan muda, mereka perlu dikenalkan dulu dengan bentuk aslinya.
"Mereka perlu melihat sesuatu yang sudah biasa mereka lihat dulu, tidak langsung gagasan baru, kemudian secara periodik baru dieksplorasi lagi lebih jauh," imbuh Samuel.
Seri Tara merupakan seri perhiasan yang terinspirasi dari Indonesia bagian Timur, yaitu Maluku Tenggar dan Timor. Bentuk perhiasannya terinspirasi dari Mas Bulan Base, Belak, dan Pepek Soriti.
Lebih lanjut Samuel mengungkapkan, untuk seri Anta dan Tara lebih cenderung rustic dibanding seri Nusa. Desain ini juga memperlihatkan ruang lingkup dari kedua wilayah tersebut.
"Ini menjadi menarik karena sangat jarang perhiasan dari Indonesia Timur, banyak dari Barat dan Tengah, tapi Timur tidak, karena itu lebih rustic dan rare," lanjut Samuel.